
Emiten TP Rachmat Refinancing Pinjaman Rp 6,93 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten kilang bahan bakar gas cair (LNG) domestik yang dimiliki konglomerat TP Rachmat, PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), mengumumkan mendapat fasilitas pinjaman sindikasi untuk refinancing pinjaman berjangka panjang melalui anak usaha perseroan, PT Panca Amara Utama (PAU).
Fasilitas pinjaman berjangka tersebut senilai US$ 495 juta atau setara Rp 6,93 triliun dengan asumsi kurs rata-rata Rp 14.000/US$. Fasilitas pinjaman tersebut di-arrange melalui sindikasi yang terdiri atas bank lokal dan internasional.
Presiden Direktur ESSA, Vinod Laroya, menyatakan fasilitas ini akan memungkinkan PAU memiliki struktur keuangan yang lebih ramping dan solid serta membebaskan utang di level induk perusahaan.
"Fasilitas pinjaman baru ini akan memperkuat posisi keuangan Perusahaan terutama di masa-masa yang penuh ketidakpastiaan inI," ungkap Vinod, dalam keterangan tertulis, Selasa (30/3/2021).
Belum lama ini, ESSA baru saja melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan partner bisnisnya untuk investasi Penangkapan, Pemanfaatan dan Penyimpanan Karbon (Carbon Capture, Utilization and Storage/CCUS) untuk produksi blue ammonia di Indonesia.
Penandatanganan kerja sama tersebut ini dilakukan dengan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation (MC) and Institut Teknologi Bandung (ITB).
Nantinya perusahaan berencana untuk menggunakan teknologi CCUS ini untuk merealisasikan blue ammonia (amonia rendah karbon) di Pabrik Amoniak Banggai di Banggai, Sulawesi Tengah.
Sementara itu, bila melihat kinerja perseroan pada tahun 2020, masih membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 19,12 juta atau setara Rp 267,68 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.000 per US$.
Capaian ini berkebalikan dengan tahun sebelumnya dengan perolehan laba bersih US$ 2,64 juta atau setara Rp 36,96 miliar.
Tergerusnya laba bersih ini menyebabkan rugi per saham dasar emiten bersandi ESSA ini menjadi sebesar US$ 1,31 dari sebelumnya laba US$ 0,18 per saham.
Penurunan laba bersih perseroan terimbas dari anjloknya penjualan sepanjang tahun 2020 sebesar 20,81% menjadi US$ 175,51 juta dari sebelumnya US$ 221,91 juta.
Mengacu laporan keuangan ESSA yang telah diaudit, pendapatan tersebut rinciannya terdiri dari penjualan amonia sebesar US$ 147,50 juta, lebih rendah dari tahun lalu US$ 185,51 juta. Penjualan elpiji memberi kontribusi sebesar US$ 24,53 juta dengan jasa pengolahan sebesar 3,48 juta.
(hps/hps)
Next Article Bangkit dari Rugi, ESSA Cetak Laba US$ 13,97 Juta Pada 2021