
Ini Dia 5 Saham Tercuan Hari Ini, Saham ESSA-BGTG Jeblok!

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berakhir di zona merah pada awal pekan ini. IHSG merosot 0,87% ke posisi 6.301,13 pada penutupan sesi II perdagangan, Senin (22/3/2021).
Menurut data BEI, ada 217 saham naik, 253 saham merosot dan 164 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,02 triliun dan volume perdagangan mencapai 16,75 miliar saham.
Investor asing pasar saham keluar dari Indonesia dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 414,80 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan beli bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 4,67 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (22/3).
Top Gainers
Bumi Benowo Sukses Sejahtera (BBSS), saham +27,59% Rp 74, transaksi Rp 13,8 M
Sanurhasta Mitra (MINA), +18,64% Rp 70, transaksi Rp 10,2 M
Indika Energy (INDY), +10,16% Rp 1.680, transaksi Rp 146,6 M
Bumi Resources (BUMI), +9,68% Rp 68, transaksi Rp 89,6 M
Surya Semesta Internusa (SSIA), +8,87% Rp 540, transaksi Rp 38,1 M
Top Losers
Surya Esa Perkasa (ESSA), saham -6,78% Rp 330, transaksi Rp 61,7 M
Bank Ganesha (BGTG), -6,63% Rp 155, transaksi Rp 20,2 M
Bank Capital Indonesia (BACA), -6,61% Rp 565, transaksi Rp 39,5 M
Bank MNC Internasional (BABP), -6,59% Rp 85, transaksi Rp 17,5 M
Bank Pembangunan Daerah Banten (BEKS), -6,45% Rp 87, transaksi Rp 24,9 M
Berdasarkan data di atas, tercatat saham emiten pembangunan gudang dan rumah toko (ruko) BBSSÂ menjadi jawara hari ini dengan melesat 27,59% ke Rp 74/saham. Saham emiten yang resmi melantai di bursa pada April 2020 ini mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp 13,8 miliar.
Penguatan ini terjadi setelah saham BBSS terbenam di zona merah sejak 9 Maret lalu.
Dengan penguatan ini, saham BBSS terangkat 1,37% selama seminggu. Kendati, dalam sebulan saham ini masih ambles 10,84%.
Di puncak top losers, tercatat emiten kilang bahan bakar gas cair (LNG) domestik yang dimiliki konglomerat TP Rachmat, ESSA, ambles dan menyentuh auto rejection bawah (ARB) 6,78% ke Rp 330/saham.
Padahal, pada Kamis (18/3) dan Jumat (19/3) pekan lalu, saham ini masih membukukan lonjakan harga masing-masing, 13,74% dan 18,79%.
Amblesnya saham ini seiring dirilisnya laporan keuangan tahunan 2020, di website BEI pada Minggu (21/3).
Sepanjang tahun lalu, ESSA tercatat membukukan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 19,12 juta atau setara Rp 267,68 miliar dengan asumsi kurs Rp 14.000 per US$.
Capaian ini berkebalikan dengan tahun sebelumnya dengan perolehan laba bersih US$ 2,64 juta atau setara Rp 36,96 miliar.
Penurunan laba bersih perseroan terimbas dari anjloknya penjualan sepanjang tahun 2020 sebesar 20,81% menjadi US$ 175,51 juta dari sebelumnya US$ 221,91 juta.
Seperti diketahui, baru-baru ini, perseroan menandatangani nota kesepahaman dengan partner bisnisnya untuk investasi penangkapan, pemanfaatan dan penyimpanan karbon untuk produksi blue ammonia di Indonesia.
Presiden Direktur dan CEO Surya Esa Perkasa Vinod Laroya mengatakan penandatanganan ini dilakukan dengan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), Mitsubishi Corporation (MC) and Institut Teknologi Bandung (ITB). Nantinya perusahaan berencana untuk menggunakan teknologi CCUS ini untuk merealisasikan blue ammonia (amonia rendah karbon) di Pabrik Amoniak Banggai di Banggai, Sulawesi Tengah.
Selain itu, tiga saham bank mini alias bank dengan modal inti Rp 1-5 triliun juga menyentuh ARB dan menjadi top losers hari ini. Ketiganya, ialah BGTG, BACA dan BABP.
BGTG ambles 6,63% ke 155/saham, BACA anjlok 6,61% ke Rp 565/saham. Sementara, bank milik MNC Group BABP terperosok 6,59% ke RP 85/saham.
Pelemahan ketiga bank mini di atas diikuti oleh 9 saham bank mini lainnya, seperti Bank Bumi Arta (BNBA) yang ambrol 6,94%, Bank Amar Indonesia (AMAR) terjun 6,88% dan Bank Jago (ARTO) terkoreksi 4,31%.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deretan Saham Top Gainers & Losers Sepekan, Punya Anda Cuan?