
Siapkan Duit! Banyak IPO Jumbo Tahun Ini, Ini Daftarnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan Indonesia tahun ini aktif untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nilai penawaran yang bisa dibilang kakap. Hal ini seiring dengan membaiknya ekspektasi perekonomian pasca pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu.
Satu emiten dengan nilai jumbo yang dikabarkan akan melakukan dalam waktu dekat adalah perusahaan produsen yogurt yang terkenal dengan brand Cimory, PT Cisarua Mountain Dairy.
Perusahaan ini diberitakan tengah mempertimbangkan rencana melakukan penawaran umum perdana perdana atau initial public offering/IPO di Bursa Efek Indonesia tahun ini.
Dikabarkan perusahaan ini akan menghimpun dana IPO sebesar US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun dengan asumsi rata-rata kurs Rp 14.000 per US$.
"Penawaran tersebut dapat mengumpulkan sekitar $ 300 juta, yang dapat menjadi IPO terbesar sejak PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk sebesar $ 334 juta pada tahun 2019," tulis Bloomberg.
Meski demikian, detail penawaran umum Grup Cimory ini masih bisa berubah seiring dengan diskusi yang terus berlanjut. Perusahaan telah menjajaki beberapa jalan penggalangan dana strategis untuk mendukung pertumbuhannya di masa depan.
Lalu ada perusahaan startup, yang juga dikabarkan akan melakukan aksi korporasi yang serupa.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo. Dia mengatakan masuknya unicorn ke lantai bursa saham bakal makin menggairahkan pasar modal dalam negeri.
"Ada satu unicorn e-commerce kita harapkan IPO di tahun ini," kata Laksono.
Meski begitu, Laksono masih merahasiakan siapa unicorn yang akan IPO tersebut. Namun sudah bisa ditebak-tebak siapa unicorn e-commerce yang akan IPO tersebut.
Hal ini diperkuat dengan penegasan dari Komisaris BEI Pandu Sjahrir. Dia memberikan petunjuk bahwa dua dari tiga perusahaan digital terbesar di Indonesia bakal IPO tahun ini di BEI. Tebakan yang paling dekat adalah Gojek dan Tokopedia, yang memang gencar disebut-sebut.
"Dua dari tiga perusahaan digabung, akan jadi sejarah IPO terbesar dalam sejarah republik. Secara size mereka tech conglomerate, dengan pihak terkait kita menjaga kepentingan saham publik minoritas, itu juga kita jaga tapi saya rasa prospek bagus. Sebagai regulator, kami melihat di bursa sangat luar biasa dan diperlukan," jelasnya.