
Harga CPO Rontok, Saham SIMP-AALI, BWPT Dkk Jadi Pesakitan

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten kelapa sawit kembali melemah pada awal perdagangan sesi I Selasa (30/3/2021) pagi, di tengah penurunan kembali harga komoditas minyak kelapa sawit pada perdagangan Senin (29/3/2021) kemarin.
Ada setidaknya 6 saham minyak kelapa sawit yang kembali melemah pada awal perdagangan sesi I hari ini. Adapun keenam saham minyak sawit yang ambles pada pukul 10:33 WIB diantaranya.
Tercatat di posisi pertama terdapat saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) yang ambles 2,03% ke level Rp 965/unit pada perdagangan sesi I pukul 10:33 WIB hari ini.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham SSMS pagi ini sudah mencapai Rp 2 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 3 juta lembar saham. Investor asing tercatat menjual bersih (net sell) saham SSMS di pasar reguler sebanyak Rp 275 juta.
Selanjutnya di posisi kedua ada saham sawit Grup Salim, yakni PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) yang juga ambles 1,94% ke posisi Rp 505/unit pada perdagangan sesi I pagi hari ini.
Tercatat nilai transaksi saham SIMP pagi ini telah mencapai Rp 1 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2 juta lembar saham. asing juga melepas saham SIMP sebanyak Rp 458 juta di pasar reguler pada pagi hari ini.
Sedangkan pelemahan saham sawit paling minor pada awal perdagangan sesi I hari ini dibukukan oleh saham PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) yang melemah 0,37% ke Rp 1.330/unit pada pukul 10:33 WIB.
Adapun nilai transaksi saham LSIP sudah mencapai Rp 5 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 3 juta lembar saham. Tak seperti saham SSMS dan SIMP, asing tercatat masih memburu saham LSIP di pasar reguler sebesar Rp 813 juta.
Ambrolnya kembali saham kelapa sawit tersebut terjadi setelah harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) kembali melemah pada perdagangan Senin (29/3/2021) kemarin.
Harga minyak sawit mentah Malaysia untuk kontrak pengiriman Juni di Bursa Malaysia Derivatif Exchange mengalami koreksi cukup tajam pada perdagangan Senin kemarin.
Harga CPO drop 1,9% dibanding posisi penutupan pekan lalu. Kini harga minyak nabati unggulan Indonesia dan Malaysia ini dibanderol di RM 3.621/ton dan menjadi harga terendah dalam hampir satu bulan terakhir.
Kendati mengalami penurunan, harga minyak sawit diperkirakan masih berpeluang menguat.
Wakil Ketua Asosiasi Kelapa Sawit Indonesia Togar Sitanggang mengatakan dia tetap optimis dan memperkirakan CPO akan diperdagangkan pada kisaran RM 4.100-RM 4.715 per ton pada paruh pertama tahun ini.
Sebaliknya, direktur Godrej International Ltd Dorab Mistry, memiliki pandangan yang paling bearish karena dia memperkirakan harga CPO akan turun drastis menjadi RM 2.700 per ton mulai Juli.
Editor dan CEO Oil World Thomas Mielke memperkirakan harga mulai turun pada kuartal kedua. Namun, dia mengatakan penurunan akan moderat selama stok tetap rendah.
Menurut beberapa analis, harga minyak nabati global mendekati puncaknya tetapi mungkin lambat untuk turun ke level sebelumnya karena stok yang rendah, pemulihan yang lambat dalam produksi dan permintaan global yang lebih tinggi dalam produksi biofuel.
Harga minyak nabati utama seperti minyak sawit dan minyak kedelai kemungkinan telah mencapai puncak tertingginya dalam beberapa tahun terakhir pada tahun 2021.
"Untuk 2021, perkiraan (produksi) saya telah dipangkas dari 20 juta ton menjadi 19,6 juta ton di Malaysia dan dari 49 juta menjadi 48 juta untuk Indonesia," kata Dorab Mistry, direktur perusahaan barang konsumen India Godrej International sebagaimana diwartakan Reuters.
"Pasokan minyak sawit dunia diperkirakan akan meningkat 3 juta ton pada tahun 2021 setelah mengalami penurunan sebesar 2,5 juta ton tahun lalu," tambah Mistry.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Unstoppable! Harga CPO Meroket Terus Sambut Tahun Baru