
Apa Mau Dikata, Dolar Memang Kelewat Perkasa...

Namun di sisi lain, optimisme di Wall Street ternyata masih ada. Ini membuat koreksi S&P 500 dan Nasdaq tidak terlalu dalam, plus DJIA yang bahkan menguat.
Sejumlah data ekonomi terbaru jadi 'bensin' untuk optimisme itu. Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) wilayah Dallas merilis data indeks aktivitas manufaktur yang pada Maret 2021 adalah 28,9. Melonjak 11,7 poin dari bulan sebelumnya sekaligus menyentuh titik tertinggi sejak Agustus 2018.
Kemudian Universitas Michigan melaporkan indeks sentimen konsumen pada Maret 2021 berada di 84,9. Ini adalah yang tertinggi sejak Mei 2013.
Dunia usaha dan konsumen AS sudah seiya sekata, sejalan seiring, kompak manis. Keduanya sama-sama percaya diri mengarungi 'samudera' ekonomi dan siap untuk berekspansi. Cepatnya laju vaksinasi anti-virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) dan stimulus fiskal yang bakal dilontorkan membuat pengusaha dan rumah tangga di Negeri Adidaya yakin bahwa prospek ekonomi akan cerah.
Akan tetapi, optimisme ini kemudian malah menjadi pelecut semangat dolar AS. Pada pukul 08:01 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,03%.
Maklum, pemulihan ekonomi AS yang semakin terkonfirmasi dari hari ke hari menandakan bahwa permintaan mulai bergeliat. Peningkatan permintaan akan memunculkan tekanan inflasi, sehingga membuka ruang bagi The Fed untuk mulai mengetatkan kebijakan moneter, salah satunya dengan menaikkan suku bunga acuan. Saat suku bunga acuan benar-benar naik, maka berinvestasi di aset berbasis dolar AS (terutama di instrumen berpendapatan tetap) akan ikut terangkat.
"Pada awal tahun, konsensus di pasar adalah posisi short (jual) untuk dolar AS. Sekarang konsensus itu tidak berlaku lagi. Bahkan pelaku pasar menyadari bahwa ada kemungkinan dolar AS masih akan menguat pada kuartal berikutnya," kata Karl Schamotta, Chief Market Strategist di Cambridge Global Payments yang berkedudukan di Toronto (Kanada), seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
