Dow Futures Indikasikan Reli, tapi Nasdaq Futures Masih Flat

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
26 March 2021 18:57
Traders work on the floor at the New York Stock Exchange (NYSE) at the end of the day's trading in Manhattan, New York, U.S., August 27, 2018. REUTERS/Andrew Kelly
Foto: REUTERS/Andrew Kelly

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Jumat (19/3/2021), menyusul menguatnya kembali sentimen investor.

Kontrak futures Dow Jones Industrial Average menguat, mengindikasikan bahwa indeks acuan bursa tersebut bakal dibuka naik 120 poin. Kontrak serupa indeks S&P 500 menguat 0,3% sedangkan kontrak futures Nasdaq flat.

Saham siklikal yang mendapat berkah dari pemulihan ekonomi kembali menghijau, seperti maskapai penerbangan United Airlines yang melesat 2% di sesi pra-pembukaan. Saham JPMorgan dan Goldman Sachs kompak naik 1%, sedangkan Bank of America melompat 1,5%.

Saham bank menguat setelah bank diizinkan melakukan pembelian kembali (buyback) saham dan membagikan dividen mulai Juni. "Sistem perbankan terus menjadi sumber kekuatan dan kembali ke kerangka kerja normal setelah uji tekanan tahun ini mempertahankan kekuatan tersebut," tutur Wakil Ketua Divisi Supervisi The Fed Randal Quarles.

Pada Kamis, indeks S&P 500 ditutup naik 0,5% ke 3.909,52 setelah sempat melemah 0,9%. Dow Jones Industrial Average melesat 199,4 poin (+0,6%) menjadi 32.619,48 setelah sempat terkapar 348 poin. Nasdaq naik 0,1% menjadi 12.977,68 berkat reli saham Tesla sebesar 1,6%.

Penguatan kemarin cukup untuk menggerus nilai koreksi sepanjang pekan berjalan. S&P 500 dan Dow Jones kini hanya terkoreksi kurang dari 0,1% dari titik tertingginya sepanjang sejarah. Nasdaq masih tertinggal dengan koreksi 1,8% karena aksi ambil untung. Netflix sebulan ini ambles 6,7%, Tesla drop 5%lebih, Zoom terbanting nyaris 16%.

"Pelemahan saham teknologi tidak terelakkan, tetapi sepertinya tidak akan langsung menyerang melainkan ada pola zig-zag... valuasi saham teknologi terlalu tinggi dan butuh koreksi," tutur David Bahnsen, Direktur Investasi Bahnsen Group sebagaimana dikutip CNBC International.

Harga minyak anjlok lebih dari 4% pada Kamis menyusul kekhawatiran pelemahan permintaan karena naiknya kembali angka penyebaran virus Covid-19 di Eropa, yang memicu pengetatan kembali aktivitas masyarakat.

Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun-yang menjadi acuan pasar-menguat 1 basis poin menjadi 1,64%. Pekan lalu, imbal hasil surat berharga negara tersebut sempat menyentuh level tertinggi dalam 14 bulan pada 1,7%.

Dari sisi data ekonomi, investor akan memantau rilis inflasi dan pendapatan perorangan serta belanja konsumsi per Februari.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dow Futures Flat, tapi Kontrak Nasdaq Melesat Nyaris 1%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular