
Koreksi Bitcoin Seret Saham Tesla, Nasdaq Futures Flat

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak berjangka (futures) indeks bursa Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Senin (19/4/2021), setelah aksi pecah rekor mewarnai Wall Street pada perdagangan pekan lalu.
Kontrak futures Dow Jones Industrial Average melemah 75 poin dari nilai wajarnya. Kontrak serupa indeks S&P 500 melemah 0,2% sedangkan Nasdaq cenderung flat.
Bitcoin anjlok pada perdagangan akhir pekan lalu setelah menyentuh rekor tertingginya pada US$ 64.841, menurut data Coin Metrics. Mata uang kripto ini bahkan sempat anjlok 19% dari posisi tertingginya, sebelum kemudian menguat lagi.
Terakhir pada perdagangan Senin, mata uang kripto tersebut berada di level US$ 56.794. saham Tesla, yang merupakan pemegang dan promotor bitcoin, anjlok 1,5% di sesi pra-pembukaan Senin. Sementara itu saham Coinbase, yang baru saja melakukan pencatatan perdana, anjlok 2%.
Saham perbankan tertekan di sesi tersebut menyusul aksi ambil untung pemodal terhadap saham bank kelas kakap menyusul rilis kinerja keuangan mereka pekan lalu. Bank of America, Wells Fargo dan Citigroup kompak melemah di sesi pra-pembukaan.
Saham Coca-Cola menguat 0,6% di sesi pra-pembukaan setelah raksasa produsen minuman tersebut mencetak kinerja yang lebih baik dari ekspektasi. Perseroan bahkan menyatakan bahwa permintaan Maret telah kembali ke level sebelum pandemi.
Sepanjang pekan lalu, indeks S&P 500 dan Dow Jones melesat masing-masing sebesar 1,38% dan 1,18% dan mencetak kenaikan mingguan untuk 4 pekan beruntun. Sementara itu, indeks Nasdaq mencetak kinerja serupa untuk pekan ketiga berturut-turut.
Meski saham bergerak di level tertinggi baru tersebut, UBS pada Jumat pekan lalu memprediksikan bahwa tahun ini indeks S&P 500 bakal menutup tahun di level 4.400, atau sekitar 5% level penutupan akhir pekan lalu.
"Di satu sisi berinvestasi di level tertinggi sepanjang sejarah bisa jadi menakutkan bagi beberapa pihak, tapi kami yakin masih ada potensi kenaikan," tulis perseroan dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.
Menyusul dua putaran stimulus dan peluang mendongkrak aktivitas liburan, lanjut UBS, bukti pemulihan ekonomi kian bermunculan dan aktivitas ekonomi AS menguat. "Rilis data tenaga kerja terbaru, angka sentimen bisnis, dan penjualan ritel semuanya menunjukkan ke arah pemulihan," tulis perseroan.
Indeks Russell 1000 Growth telah mencetak kinerja fantastis pada bulan lalu, dengan tumbuh 10% dibandingkan dengan indeks Russell 1000 Value yang hanya naik 4%. Namun dalam 3 bulan terakhir, saham berbasis nilai masih membukukan kinerja unggul.
Terkait dengan pandemi, kepala penasihat medis Gedung Putih Anthony Fauci mengatakan bahwa pemerintah akan memakai kembali vaksin besutan Johnson & Johnson.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tekanan Geopolitik di Timur Tengah Mereda, Wall Street Dibuka Hijau!