Internasional

Duh! Arab Saudi Diserang Lagi, Harga Minyak Langsung Melesat

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 March 2021 11:40
Sebuah drone kembali menyerang Arab Saudi. Kali ini, pesawat itu menyerang pelabuhan minyak. (AP/Hani Mohammed)
Foto: Sebuah drone kembali menyerang Arab Saudi. Kali ini, pesawat itu menyerang pelabuhan minyak. (AP/Hani Mohammed)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kontrak berjangka minyak mentah melesat hampir 1% pada perdagangan siang hari ini, Jumat (26/3/2021). Kenaikan harga minyak mentah dipicu oleh serangan terhadap fasilitas minyak mentah Arab Saudi.

Pada 10.50 WIB harga kontrak Brent naik 0,81% ke US$ 62,45/barel. Di waktu yang sama harga kontrak minyak AS West Texas Intermediate (WTI) atau yang lebih dikenal dengan minyak lightsweet juga naik dengan apresiasi lebih tinggi sebesar 1,08% ke US$ 59,19/barel. 

Kementerian Energi Arab Saudi mengumumkan serangan proyektil ke salah satu fasilitas minyak negara itu, Jumat (26/3/2021). Ini memicu kebakaran di terminal minyak di provinsi Jizan.

Peristiwa ini terjadi seiring peringatan keenam tahun intervensi militer yang dipimpin Riyadh di Yaman. Pihak kementerian tidak mengatakan siapa yang berada di balik serangan namun besar kemungkinan kelompok Houthi di Yaman.

Serangan tersebut dikhawatirkan bakal memicu terjadinya penurunan pasokan di pasar mengingat Arab Saudi adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia. Namun belakangan ini sebenarnya harga si emas hitam bergerak dengan volatilitas yang tinggi. 

Kemarin harga minyak mentah sempat anjlok 4% karena negara-negara di Eropa memperbarui lockdown untuk menurunkan kasus infeksi Covid-19. Lockdown tentu saja akan mengurangi permintaan dari wilayah tersebut. Jerman, ekonomi terbesar Eropa, mengalami peningkatan kasus Covid-19 terbesar sejak Januari.

Beralih ke Paman Sam, distribusi vaksin di Amerika Serikat cenderung lebih cepat daripada negara lain, tetapi para ahli kesehatan khawatir bahwa aktivitas perjalanan liburan musim semi akan memacu peningkatan kasus Covid-19 di negara tersebut.

Dolar AS yang kuat juga membebani harga minyak. Dolar AS mencapai level tertinggi empat bulan baru terhadap euro karena respons pandemi AS terus melampaui Eropa. Dolar AS yang naik membuat minyak yang dibanderol dalam greenback menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak sempat melesat 6% dalam sehari. Kali ini penyebabnya adalah insiden tersangkutnya kapal pembawa barang di Terusan Suez.

Kapal kargo Ever Given, yang punya panjang 400 meter, tersangkut dan menutup seluruh jalur di kanal tersebut. Para kru yang mencoba menarik kapal itu menggambarkannya seperti paus yang terdampar di pantai.

"Kami tidak bisa mengesampingkan bahwa (upaya penyelamatan) ini bisa memakan waktu berminggu-minggu. Ini tergantung perkembangan situasinya," ungkap Peter Berdowski, CEO Boskalis (salah satu tim penyelamat), seperti dikutip dari Reuters.

Terusan Suez bukan jalur sembarangan. Ini adalah kanal tersibuk di dunia yang mengubungkan Asia-Eropa. Kalau tidak lewat situ, maka kapal harus berputar jauh sehingga memakan lebih banyak waktu dan biaya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Top! Arab Saudi Siap Pangkas Produksi, Harga Minyak Rekor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular