
IHSG Nyungsep 4 Hari, Ternyata Asing Obral 15 Saham Blue Chip

Saham dengan tekanan jual terbesar kedua yakni saham BBRI. Bank BUMN khusus pembiayaan UMKM ini juga dilepas asing kemarin di tengan resminya bank BUMN ini menentukan besaran pembagian dividen atas laba bersih 2020. Meski demikian dalam sebulan terakhir asing sebetulnya masih net buy di saham BBRI Rp 295 miliar.
Dalam RUPST yang digelar kemarin, pemegang saham menyetujui BRI membagikan dividen sebesar Rp 12,1 triliun untuk tahun buku 2020. Dividend pay out ratio atau rasio dividen dari laba bersih tersebut meningkat menjadi 65% dari tahun sebelumnya di level 60%.
Menurut Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto, pembagian dividen sebesar 65% dari laba bersih tahun 2020 sebesar Rp 18,6 triliun tersebut telah mempertimbangkan beberapa proyeksi pertumbuhan bisnis perseroan.
Selain itu, pembagian dividen tersebut juga untuk menjaga struktur permodalan yang kuat dalam mengantisipasi risiko yang berpotensi terjadi.
"Dengan rasio dividen 65%, kami sudah menghitung CAR [Capital Adequacy Ratio] kami tetap terjaga di atas 18%m dengan demikian perseroan menilai cukup untuk memenuhi ketentuan Basel III dan PSAK 71," tutur Catur Budi Harto, dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2021 secara virtual, Kamis (25/3/2021).
Meski lebih tinggi dari tahun lalu, pembagian dividen tersebut diyakini juga tidak akan menghambat rencana ekspansi bisnis BRI, baik secara organik maupun anorganik.
"Perseroan juga masih punya ruang yang cukup untuk tumbuh baik organik maupun anorganik untuk antisipasi risiko yang muncul dalam pengelolaan bank," ujarnya.
Sementara itu sisa pembagian dividen yakni sebesar 35% atau Rp 6,5 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
Adapun dividen dari laba bersih BRI yang menjadi bagian negara sebagai pemegang 56,75% saham nilainya sebesar Rp 6,88 triliun.
Catur melanjutkan, secara umum kinerja keuangan konsolidasian pada tahun lalu tetap tumbuh di atas industri perbankan nasional. Hal tersebut terefleksi dari total aset BRI yang mencapai Rp 1.511,8 triliun atau tumbuh 6,7% year-on-year (yoy) dengan pertumbuhan kredit mencapai 3,9% (yoy) atau menjadi Rp 938,4 triliun dengan komposisi Kredit segmen UMKM mencapai 82,1%.
Sementara itu NPL Gross BRI tercatat 2,99% dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh 9,8% pada 2020 menjadi Rp 1.121,1 triliun dengan rasio CASA (Current Account Saving Account alias dana murah) sebesar 59,7%.
[Gambas:Video CNBC]
