Setelah Ambrol 2%, Dolar Australia Akhirnya Naik ke Rp 10.970

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
25 March 2021 14:47
Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (25/3/2021) setelah merosot tajam dalam 2 hari terakhir. Merosotnya harga komoditas membuat dolar Australia jeblok, sebelum berbalik menguat hari ini.

Pada pukul 14:18 WIB, AU$ 1 setara Rp 10.970,44, dolar Australia menguat 0,34% di pasar spot melansir data Refinitiv. Dalam 3 hari terakhir, dolar Australia merosot nyaris 2%. Jika dilihat lebih ke belakang, sejak mencapai level Rp 11.300/AU$ (tertinggi sejak Juni 2014), dolar Australia sudah merosot 3,25%.

Dolar Australia merupakan salah satu mata uang yang pergerakannya memiliki korelasi positif yang kuat dengan harga komoditas. Sebab pendapatan negara Australia sangat besar dari ekspor komoditas.

Ekspor utama Australia yakni bijih besi, berkontribusi sekitar 15% dari total ekspor, sehingga ketika harganya yang melesat tentunya akan meningkatkan pendapatan ekspor.

Sayangnya bijih besi sedang ambrol, di awal pekan ini merosot 4,38%, sementara Selasa lalu anjlok lagi 4,54%.

Selain itu, sektor pertambangan juga berkontribusi 10,4% terhadap produk domestik bruto (PDB) Australia, menjadi yang paling besar dibandingkan sektor lainnya.
Oleh karena itu, harga komoditas memiliki korelasi positif yang kuat dengan dolar Australia.

Sebelum tertekan akibat merosotnya harga komoditas, dolar Australia pada pekan lalu mencapai level tertinggi nyaris 7 tahun terakhir doi Rp 11.300/US$, didukung data yang menunjukkan pemulihan ekonomi Australia yang lebih baik dari prediksi.

Biro Statistik Australia pada pekan lalu melaporkan tingkat pengangguran di bulan Februari turun tajam menjadi 5,8% dari bulan sebelumnya 6,3%. Level tersebut merupakan yang terendah sejak Maret 2020.

Selain itu, sepanjang bulan Februari, perekonomian Australia menyerap 88.700 tenaga kerja, jauh lebih besar ketimbang bulan sebelumnya 29.500 tenaga kerja.
National Australia Bank (NAB) dalam proyeksi terbarunya menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Negeri Kanguru menjadi 5% di tahun ini.

"Kami merevisi perkiraan produk domestik bruto (PDB) tahun 2021 menjadi 5% dari sebelumnya 4,5%, dan untuk tahun 2022 sebesar 3,9%," kata ekonom Tonu Kelly, ekonom NAB sebagaimana dilansir ABC, Rabu (24/2/2021).

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kurs Dolar Singapura Pagi Jeblok Siang Naik, Ini Penyebabnya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular