
Balada Rupiah: Kemarin Juara 2 Asia, Hari ini Terburuk Kedua

Dengan melonjaknya kasus pandemi Covid-19, pemulihan ekonomi Indonesia berisiko terhambat. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia pada kuartal I-2021 masih tumbuh negatif alias terkontraksi. Artinya, Indonesia masih mengalami resesi.
"Untuk kuartal I-2021, kami di Kementerian Keuangan memperkirakan dalam kisaran -1% yang terdalam hingga -0,1%. Kita berharap di zona netral, mendekati -0,1%," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita edisi Maret 2021, Selasa (23/3/2021).
Jika Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia kembali minus, maka kontraksi ekonomi akan terjadi selama empat kuartal beruntun.
Suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika PDB mengalami kontraksi dua kuartal beruntun secara year-on-year.
Sri Mulyani menambahkan, daya beli masyarakat masih lemah akibat dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Ini terlihat dari perkembangan inflasi yang melambat.
Indonesia diprediksi lepas dari resesi di kuartal II-2021, bahkan PDB akan melesat hingga 7%.
"Kuartal II- 2021 akan menjadi perbaikan yang signifikan bisa di atas 7%," ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu dalam konferensi pers APBN Kita, Selasa (23/3/2021).
Febrio menjelaskan, pemulihan ekonomi sebenarnya sudah terlihat sejak kuartal III - 2020. Ketika kontraksi ekonomi sudah mulai menipis menuju pertumbuhan yang positif.
"Arah pemulihan ekonomi konsisten," tegas Febrio.
Pada kuartal II-2021 memang banyak faktor yang bisa mendorong perekonomian. Mulai dari aktivitas lebaran hingga efek dari berbagai kebijakan pemerintah yang mendorong konsumsi dari sektor properti dan kendaraan bermotor.
"Pada akhir 2021 diharapkan pertumbuhan ekonomi 5% dengan range 4,5-5,3%," terangnya.
Sementara itu, ekonom senior, Chatib Basri, mengatakan pemulihan ekonomi Amerika Serikat akan membuat rupiah pelan-pelan terus melemah.
"Perkiraan saya bisa terus (melemah) selama kondisi AS masih terus begini," kata Chatib Basri kepada CNBC Indonesia, Rabu (23/3/2021).
Hanya saja menurut Chatib pelemahan yang akan terjadi bertahap sampai kepada titik tertentu. Tidak seperti tahun lalu maupun krisis sebelumnya di mana pelemahan sangat drastis sehingga menimbulkan kepanikan.
"Jadi yang terjadi pada rupiah itu creeping. Pelan-pelan rupiah terus akan melemah," ujarnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]
