
Kompak! Harga Komoditas Bertumbangan, Apa Pemicunya?

Kontrak berjangka minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives ditutup menguat pada penutupan Selasa kemarin, didukung oleh kinerja minyak kedelai yang lebih kuat di Chicago Board of Trade (CBOT) AS dan Dalian Commodity Exchange.
Pemilik dan salah satu pendiri Palm Oil Analytics yang berbasis di Singapura, Dr Sathia Varqa, mengatakan minyak kedelai naik 4,37 persen di CBOT sementara di Dalian, naik 300 poin hampir sepanjang hari.
"Ini semakin mendorong perdagangan minyak sawit di Bursa Malaysia Derivatives," katanya kepada Bernama, dikutip dariĀ Reuters.
Sementara itu, pedagang minyak sawit David Ng menambahkan bahwa komoditas tersebut menguat berdasarkan kinerja yang kuat ini, sementara menemukan dukungan untuk tanaman ajaib di RM 3.850 dan resistensi di RM 4.030 per ton.
Di sisi lainnya, Sathia mengatakan, konfirmasi kenaikan pajak Indonesia pada April juga turut mengangkat harga CPO lokal pada penutupan perdagangan kemarin.
Indonesia secara resmi mengumumkan kenaikan pajak ekspor CPO menjadi US$ 116 untuk pengiriman April dari US$ 93 pada bulan Maret, setelah harga referensi yang dihitung adalah US$ 1.093,83 per ton atau naik US$ 57,61 bulan ke bulan. Ini adalah kenaikan harga referensi bulanan yang kesepuluh berturut-turut.
Kenaikan secara luas diharapkan setelah harga berjangka di Bursa Malaysia, harga tunai di Indonesia, dan di Rotterdam naik tajam lebih tinggi pada bulan Februari dan Maret didukung oleh kekurangan pasokan dan pulihnya permintaan ekspor.
"Pasar berjangka CPO mengupas sebagian besar kenaikan menjelang penutupan setelah data yang dirilis oleh Asosiasi Pabrik Kelapa Sawit Semenanjung Selatan menunjukkan produksi CPO untuk 1-20 Maret meningkat 20,05 persen dibandingkan dengan periode yang sama di Februari," katanya, menambahkan. produksi yang lebih tinggi berarti tekanan pada harga CPO.
(chd/chd)[Gambas:Video CNBC]
