
Centro Tutup Outlet, Duh...Musim Gugur Ritel Fesyen Dimulai?

Jakarta, CNBC Indonesia - Industri ritel fashion di Tanah Air sedang di ujung tanduk. Banyak toko dari industri ini harus tutup akibat pandemi Covid-19. Setelah pekan lalu menimpa Centro di Plaza Ambarrukmo Yogyakarta, kini toko dari grup yang sama juga dikabarkan terkena imbasnya, yakni Centro di Bintaro Xchange, Tangsel, Banten.
"Ada kabar demikian [tutup], tapi masih menunggu informasi resminya," kata Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonsus Widjaja kepada CNBC Indonesia, dikutip Rabu (24/2/21).
Jika benar kembali ada penutupan, maka bakal menambah panjang ritel yang ambruk akibat terdampak Covid-19.
Sebelumnya pada Rabu (17/3/2021), Centro Department Store di Plaza Ambarrukmo, Yogyakarta, resmi tutup mulai Jaringan ritel yang dikelola PT Tozy Sentosa.
Jaringan ritel milik Parkson Retail Asia Ltd yang tercatat di Bursa Singapura, lewat PT Tozy Sentosa ini tutup setelah melayani masyarakat Yogyakarta selama 15 tahun sejak Plaza Ambarrukmo berdiri.
"Per hari ini [Rabu] sudah mulai tutup, hari terakhir bukanya kemarin," ucap salah satu anggota Customer Service Plaza Ambarrukmo dilansir CNNIndonesia.
Manajemen mal mengatakan penutupan Centro dilakukan usai toko menggelar diskon besar-besaran dalam beberapa hari terakhir.
"Kemarin sudah mengadakan sale habis-habisan, mungkin untuk habisi stok ya. Tapi penutupannya memang baru diinfokan satu hari sebelum," katanya.
Kabar serupa pada Centro Bintaro Xchange sudah terendus sejak akhir bulan lalu. Beberapa pengguna Twitter menyebut bahwa toko ritel ini sudah terdampak.
"Melaporkan dari centro bintaro. nggak nanya nggak apa tetiba masnya nyamperin "maaf ya mba, barang kami sudah nggak ada yang bisa di-display. kita terdampak banget" lalu... nyessss," tulis akun @aldeafr pada 28 Februari silam.
"Centro di bintaro tangsel juga tutup. Sedih bener efek pandemi ini," tulis @ProudlyCushions menanggapi kabar Centro di Plaza Ambarukmo yang tutup.
CNBC Indonesia sempat menyambangi lokasi Centro di Bintaro Xchange, Selasa sore (23/3). Di depan pintu tertulis pengumuman yang berbunyi
"Mohon maaf atas ketidaknyamanannya, Centro Bintaro Xchange sedang melaksanakan stock of name"
Seorang karyawan di lantai GF yang tak mau disebutkan namanya mengatakan memang sebagian tutup, tapi untuk Centrodi lantai LG posisinya buka secara terbatas.
"Belum, belum ada info mau menutup, selagi barang masih ada belum tutup tapi barangnya cuma segini aja," jelasnya.
Centro termasuk jaringan ritel milik Parkson Retail Asia Limited (Ltd) yang tercatat di Bursa Singapura (SGX), yang dikelola oleh PT Tozy Sentosa.
Sementara di negeri jiran Malaysia, terafiliasi dengan Parkson Holdings Berhad yang tercatat di Bursa Malaysia.
Parkson Retail Asia Ltd didirikan pada 1987 silam. Dilansir dari laporan keuangan perusahaan per Juni 2020, Parkson adalah salah perusahaan bisnis ritel department store di kawasan Asia. Perusahaan ini pertama kali melantai di Bursa Singapura pada 3 November 2011.
Per Juni 2020, UOB Kay Hian PTE LTD tercatat menjadi pemegang saham pengendali Parkson dengan jumlah saham 479.800.600 saham atau 71,21% dari porsi total saham perusahaan.
Kemudian, HSBC (Singapore) Nominees PTE LTD menguasai 4,95% saham atau 33.337.700 saham, Phillip Securities PTE LTD memegang 1,03% saham atau setara dengan 6.963.300 saham. Sisanya, saham Parkson dipegang oleh pemegang saham di bawah 1%.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Centro Jogja Tutup Usai 15 Tahun, Ini Rekam Jejak Investornya
