Ini 8 Kabar Penting Pagi Ini, Referensi Sebelum Berburu Cuan

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
24 March 2021 08:18
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

5. Mau Jadi BUKU III, Bank IBK Mau Rights Issue Rp 1,23 T

PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS), mengumumkan rencana penambahan modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Direktur Bank IBK Indonesia, Vera Afianti menjelaskan, penambahan modal ini untuk memenuhi ketentuan modal inti perseroan menjadi bank golongan BUKU III pada 2023 mendatang sesuai dengan POJK No.12/POJK.02/2020.

Dalam prospektus yang dipublikasikan, Bank IBK berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 7,28 miliar saham baru atau setara 39,35% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh.

Nilai nominal dari pelaksanaan rights issue ini sebesar Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 170 per saham. "Sehingga, jumlah dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Terbatas (PUT III) dalam penerbitan HMETD seluruhnya sebanyak-banyaknya berjumlah Rp 1,23 triliun," ungkap manajemen Bank IBK, Selasa (23/3/2021).

6. Ada Private Equity Kakap yang Masuk ke Emiten Rumah Sakit RI

Private equity terkemuka di Asia Pasifik, Quadria Capital baru saja mengakuisisi saham minoritas dari operator rumah sakit PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL). Ini merupakan bagian dari upaya perusahaan investasi ini untuk membangun jaringan perawatan multi-spesialisasi terbesar di Indonesia.

Managing Partner dan Co-Founder Quadria Capital Amit Varma mengatakan Hermina merupakan perusahaan kesehatan yang dominan di pasarnya sehingga ini akan menjadi langkah utama jaringan ini bisa berkembang lebih besar.

"Hermina merupakan kesempatan besar bagi Quadria untuk bekerja dengan jaringan rumah sakit terkemuka di Indonesia. Tim manajemen dan profesional medis di Hermina telah melakukan pekerjaan luar biasa dalam membangun platform dominan pasar. Kami berharap dapat membawa jaringan dan keahlian kami untuk mengubah Hermina menjadi jaringan perawatan multi-spesialisasi terbesar di Indonesia," kata Varma dalam keterangannya, dikutip Selasa (23/3/2021).

7. Emiten Hary Tanoe Merger dengan Malacca Straits Rp 8 T

Anak usaha dari PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), PT Asia Vision Network (AVN) resmi melakukan penggabungan usaha atau merger dengan Malacca Straits Acquisition Company Limited (MLAC), perusahaan cek kosong atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC) yang tercatat di Bursa Nasdaq AS dengan kode saham MLAC.

Kedua perusahaan telah sepakat menandatangani perjanjian mengenai rencana merger tersebut. Dalam keterangan resmi IPTV, disebutkan dengan merger ini, diperkirakan nilai proforma perusahaan akan mencapai sebesar US$ 573 juta atau setara dengan Rp 8,02 triliun dengan asumsi kurs rata-rata Rp 14.000 per US$.

Adapun target merger diharapkan dapat terealisasi pada kuartal kedua atau ketiga di tahun ini.

"Nilai transaksi perusahaan gabungan sebesar US$ 573 juta setara 5,8 kali EBITDA [laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi], lebih menarik jika dibandingkan perusahaan sejenis di industri," tulis IPTV, dikutip Selasa (23/3/2021).

8. Laba Produsen Indomie Grup Salim Naik di 2020, Meski Pandemi

Emiten duo Indofood yang dimiliki Grup Salim, melaporkan kinerja keuangan yang berakhir 31 Desember 2020. Keduanya sama-sama membukukan kenaikan dari sisi laba bersih.

PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), mencatatkan perlehan penjualan neto secara konsolidasi sebesar Rp 81,73 triliun, mengalami peningkatan 7% dibandingkan Rp76,59 triliun tahun lalu.

Laba usaha meningkat 31% menjadi Rp12,89 triliun dari Rp9,83 triliun dengan marjin laba usaha sebesar 15,8%. Dengan demikian, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat sebesar 32% menjadi Rp 6,46 triliun dari tahun sebelumnya Rp 4,91 triliun.

Sementara itu, emiten produsen mie instan dengan merek Indomie, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), membukukan penjualan neto sebesar Rp 46,64 triliun dari tahun sebelumnya Rp 42,29 triliun.

Kenaikan penjualan bersih ini juga meningkatkan laba usaha ICBP menjadi Rp 9,20 triliun dari sebelumnya Rp 7,40 triliun. Dengan demikian, laba tahun berjalan yang diatribusikan ICBP sepanjang tahun 2020 sebesar Rp 6,58 triliun dari tahun sebelumnya Rp 5,03 triliun.

(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular