Jumbo nih! BNI Bakal Terbitkan Obligasi Subordinasi Rp 7 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
23 March 2021 18:30
Dok: BNI
Foto: Dok: BNI

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berencana untuk menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) dengan nilai penerbitan hingga US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Obligasi ini digunakan untuk memenuhi ketentuan kecukupan modal berdasarkan ketentuan Basel III yang sejalan dengan langkah Basel Committee on Banking Supervision (BCBS).

Adapun penerbitan ini diketahui dari laporan Fitch Ratings yang mengomentari mengenai rencana penerbitan ini. Lembaga pemeringkat ini telah memberikan rating BB (EXP) untuk instrumen yang akan diterbitkan oleh Bank Negara Indonesia.

Dana hasil penerbitan obligasi ini oleh BNI akan digunakan untuk tambahan pendanaan dan keperluan umum perusahaan.

"Obligasi subordinasi BNI untuk memenuhi persyaratan Basel III mendapat peringkat dua tingkat di bawah Issuer Default Rating (IDR) jangka panjang pendukungnya. Peringkat obligasi subordinasi diambil dari rupiah karena kami yakin bahwa dukungan luar biasa dari pemerintah kemungkinan akan diperpanjang untuk instrumen ini," tulis Fitch dalam keterangannya, dikutip Selasa (23/3/2021).

Turun dua tingkat ini mencerminkan ketergantungan dan pandangan Fitch mengenai prospek pemulihan yang kurang baik dibanding dengan obligasi senior tanpa jaminan.

Instrumen utang ini ini memiliki fitur write-down permanen (baik pokok dan bunga atau keduanya) yang dapat dipicu ketika bank mendekati titik non-viabilitasnya.

Meski demikian, Fitch meyakini tidak ada risiko kegagalan performa (non-performance risk) yang dapat mempengaruhi obligasi ini sebab bank ini mendapatkan dukungan dari pemerintah.

Rating ini sewaktu-waktu dapat mengalami penurunan jika terjadinya penurunan peringkat IDR jangka panjang BNI.

Selain itu penilaian ulang terhadap kinerja dan non-performance risk (kinerja non performa) yang menghasilkan penurunan rating juga dapat terjadi.

"Penilaian ulang atas non-performance risk kemungkinan akan muncul dari keyakinan kami akan berkurangnya prospek dukungan untuk instrumen-instrumen ini, yang kemungkinan besar akan mengakibatkan perubahan pada peringkat perusahaan untuk kewajiban ini terhadap Peringkat Kelayakan bank dan penurunan dua tingkat dari peringkat instrumen saat ini," jelas Fitch.

Namun juga tidak menutup kemungkinan rating ini akan ditingkatkan jika terjadi peningkatan pada peringkat IDR BNI jangka panjang.

Dari sisi kinerja, emiten bank BUMN ini mencatatkan laba bersih konsolidasi sepanjang tahun lalu mencapai Rp 3,3 triliun atau turun 78,54% dari tahun 2019 sebesar Rp 15,38 triliun.

"Kami di BNI sepanjang tahun lalu memacu diri agar 2021 menjadi lebih baik dengan membuat lompatan bisnis. Langkah yang kami lakukan, perseroan dapat hasil menggembirakan, pemulihan lebih cepat terwujud," kata Royke Tumilaar, Direktur Utama BNI, dalam paparan virtual di Jakarta, Jumat (29/1/2021).


(tas/tas)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Pendapatan Bunga Bersih BNI Tumbuh 2,33% ke Rp19,5 T di H1-2025

Next Article Lapkeu Ciamik, Saham BBNI Laris Diborong Asing!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular