
Yield Obligasi AS Merosot, Rupiah Berpeluang Balik Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Senin (22/3/2021). Meski demikian, ada peluang rupiah akan berbalik menguat di sisa perdagangan hari ini.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.400/US$. Setelahnya rupiah melemah ke Rp 14.440/US$. Posisi rupiah membaik, berada di level Rp 14.425/US$, melemah 0,17% di pasar spot.
Peluang rupiah menguat di sisa perdagangan hari ini terlihat dari kurs non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.
Periode | Kurs Pukul 8:54 WIB | Kurs Pukul 11:54 WIB |
1 Pekan | Rp14.445,80 | Rp14.399,8 |
1 Bulan | Rp14.491,90 | Rp14.461,2 |
2 Bulan | Rp14.558,80 | Rp14.510,7 |
3 Bulan | Rp14.616,70 | Rp14.568,7 |
6 Bulan | Rp14.787,20 | Rp14.727,7 |
9 Bulan | Rp14.953,30 | Rp14.900,0 |
1 Tahun | Rp15.128,90 | Rp15.075,0 |
2 Tahun | Rp15.782,00 | Rp15.782,0 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Sepanjang pekan lalu, rupiah melemah 0,14% dan membukukan pelemahan 5 pekan beruntun. Selama periode tersebut, Mata Uang Garuda melemah 3,08%.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan Bank Indonesia (BI) yang mengumumkan kebijakan moneter di pekan lalu menjadi fokus utama pelaku pasar. Perhatian tertuju pada kebijakan moneter The Fed di saat yield obligasi (Treasury) AS terus menanjak.
Kenaikan tersebut membuat selisih dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) menyempit, dan memicu capital outflow dari pasar obligasi Indonesia.
Pergerakan yield Treasury masih akan menjadi fokus utama di pekan ini. Kabar baiknya, yield Treasury AS tenor 10 tahun hari ini turun cukup tajam 5,69 basis poin ke 1,6751%. Sehingga ruang penguatan rupiah terbuka cukup lebar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
