
Sudah Melemah 5 Pekan Beruntun, Apa Kabar Rupiah Pekan Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melemah 0,14% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.400/US$ sepanjang pekan lalu. Dalam 5 hari perdagangan, rupiah hanya mampu menguat sekali pada Kamis (18/3/2021) lalu.
Meski pelemahan tidak terlalu besar, tetapi rupiah kini sudah melemah dalam 5 pekan beruntun. Selama periode tersebut, Mata Uang Garuda melemah 3,08%.
Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dan Bank Indonesia (BI) yang mengumumkan kebijakan moneter di pekan lalu menjadi fokus utama pelaku pasar. Perhatian tertuju pada kebijakan moneter The Fed di saat yield obligasi (Treasury) AS terus menanjak.
Kenaikan tersebut membuat selisih dengan yield Surat Berharga Negara (SBN) menyempit, dan memicu capital outflow dari pasar obligasi Indonesia.
Pergerakan yield Treasury masih akan menjadi fokus utama di pekan ini. Selain itu Pemerintah Indonesia memutuskan kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro selama dua pekan, mulai 23 Maret hingga 5 April nanti.
Keputusan itu disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Jumat (19/3/2021).
Aturan PPKM mikro kali ini juga tidak banyak merubah, malah ada pelonggaran, hanya saja ada penambahan 5 provinsi yang masuk dalam PPKM Mikro sehingga totalnya menjadi 15 daerah. Provinsi baru tersebut adalah Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, NTT dan NTB.
Dalam PPKM mikro kali ini, perguruan tinggi sudah diizinkan melakukan kegiatan secara tatap muka secara bertahap dengan penerapan protokol kesehatan, serta dengan proyek percontohan berbasis peraturan daerah.
Selain itu, kegiatan seni dan budaya kini boleh dijalankan dengan maksimal 25% orang yang terlibat, serta menerapkan prokes.
Aturan lainnya masih tetap sama, perkantoran masih diwajibkan 50% work from home (WFH), sektor esensial beroperasi penuh dengan prokes, dan pusat perbelanjaan bisa beroperasi hingga pukul 21:00 WIB.
PPKM mikro sudah berlangsung sejak 9 Februari lalu, artinya sudah berlangsung selama 6 pekan, sebelumnya ada PPKM skala luas wilayah Jawa-Bali yang dimulai sejak 11 Januari hingga 8 Februari.
Selama PPKM mikro dilakukan, beberapa data ekonomi menunjukkan perbaikan, impor misalnya, menunjukkan pertumbuhan untuk pertama kali dalam 19 bulan terakhir, yang menjadi tanda bisnis yang mulai menggeliat.
Tetapi, selama PPKM mikro, rupiah juga mengalami pelemahan, meski faktor utamanya adalah kenaikan yield Treasury AS.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Rupiah Perlu Tembus MA 200 untuk Menguat di Pekan Ini
