Duh! Harga Minyak Anjlok 7%, Ini yang Menjadi Pemicu

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
19 March 2021 09:13
FILE PHOTO: A pump jack operates in the Permian Basin oil production area near Wink, Texas U.S. August 22, 2018. Picture taken August 22, 2018. REUTERS/Nick Oxford/File Photo
Foto: Ilustrasi produksi minyak (REUTERS/Nick Oxford)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalau lihat harga minyak mentah kemarin rasanya ngeri! Bayangkan saja dalam sehari harga si emas hitam anjlok 7% sendiri. Beberapa negara di Eropa balik menerapkan lockdown. Sementara program vaksinasi yang cenderung lambat dan menghadapi masalah menambah sentimen negatif untuk minyak.

Untuk kontrak minyak mentah berjangka Brent turun US$ 4,72 atau 6,9% ke US$ 63,28 per barel. Sementara minyak mentah AS yaitu West Texas International (WTI) turun US$ 4,60 atau 7,1% menjadi US$ 60 per barel.

Kedua kontrak turun lebih dari 11% sejak mencapai level tertingginya pada 8 Maret. Penurunan lima hari berturut-turut adalah yang terpanjang untuk WTI sejak Februari 2020 dan untuk Brent sejak September 2020. 

Setelah terkoreksi tajam harga minyak cenderung stagnan pada perdagangan pagi hari ini, Jumat (19/3/2021). Harga minyak Brent naik tipis 0,08% ke US$ 63,33 per barel dan untuk kontrak WTI melemah 0,05% ke US$ 59,97 per barel.

Kejatuhan harga minyak terjadi selama lima hari berturut-turut hingga hari Kamis. Koreksi tajam kemarin merupakan penurunan terbesar harian sejak musim panas lalu di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang meningkatnya kasus Covid-19 di Eropa dan penguatan dolar AS.

Beberapa negara besar Eropa harus memberlakukan kembali lockdown karena peningkatan kasus Covid-19, sementara program vaksinasi melambat karena kekhawatiran tentang efek samping dari vaksin AstraZeneca yang didistribusikan secara luas di Eropa.

Perlambatan vaksinasi dan maraknya lockdown membuat outlook pemulihan permintaan bahan bakar menjadi suram.

Inggris harus memperlambat peluncuran vaksin Covid-19 bulan depan karena krisis pasokan yang disebabkan oleh penundaan pengiriman jutaan suntikan vaksin AstraZeneca dari India, dan kebutuhan untuk menguji stabilitas 1,7 juta dosis tambahan. 

"Eropa menghadapi kenaikan kasus Covid-19 dalam tiga pekan beruntun dan dengan rintangan vaksinasi yang masih ada," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Sejumlah negara Eropa telah menghentikan penggunaan vaksin AstraZeneca karena kekhawatiran tentang kemungkinan efek samping. Namun Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan Eropa harus terus menggunakan vaksin tersebut karena risikonya dinilai jauh lebih kecil dari manfaat yang diberikan

Beralih ke Paman Sam, persediaan minyak mentah AS naik untuk empat minggu berturut-turut setelah cuaca dingin yang parah di Texas dan bagian tengah negara itu pada Februari yang membuat aktivitas operasional di kilang-kilang minyak terganggu 

Pedagang mengatakan stok bisa naik lebih lanjut setelah kontrak WTI pada 12 Maret beralih ke mode 'contango', di mana kontrak bulan depan lebih murah daripada bulan sebelum-sebelumnya. Kenaikan dolar juga berkontribusi pada aksi jual minyak. Dolar yang lebih kuat membuat minyak lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Angin Segar dari AS & Eropa, Harga Minyak Terangkat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular