
Apa Salah & Dosaku, Sayang? Kenapa Rupiah Kau Buang-buang?
![[THUMBNAIL] Rupiah Perkasa](https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/01/07/530f9280-d73b-47bd-82eb-d2021af73488_169.jpeg?w=900&q=80)
Kemarin, The Fed sudah mewanti-wanti bahwa percepatan laju inflasi masih jauh panggang dari api. Ekonomi Negeri Paman Sam belum pulih benar dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Dosease-2019/Covid-19) sehingga permintaan masih relatif terbatas.
"Kami meyakini bahwa kenaikan inflasi hanya sementara, masih jauh dari target jangka menengah-panjang. Sepertinya kita masih harus bersabar," ujar Jerome 'Jay' Powell, Ketua The Fed, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Namun pelaku pasar tidak percaya. Investor tetap meyakini bahwa tekanan inflasi adalah sebuah risiko yang nyata.
"Pasar sedang 'bermain' dengan The Fed. Para traders mencoba membuktikan bahwa Powell salah," kata Karl Schamotta, Chief Market Strategist di Cambridge Global Payment, seperti dikutip dari Reuters.
![]() |
Didorong oleh keyakinan bahwa laju inflasi bakal terakselerasi tidak lama lagi, yield oblligasi pemerintah AS pun bergerak ke utara. Ini membuat surat utang pemerintahan Presiden Joseph 'Joe' Biden menjadi menarik, menjanjikan cuan gede.
Oleh karena itu, investor masih saja berfokus di pasar obligasi pemerintah AS. Akibatnya, aset-aset lain (apalagi instrumen berisiko di negara berkembang) sepi peminat dan terpapar tekanan jual. Aksi jual ini membuat mata uang negara berkembang melemah, termasuk rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
