Simak 9 Kabar Ini, Penting Buat Pertimbangan Cari Cuan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
15 March 2021 08:09
Warga mempelajari platform investasi di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta
Foto: Pengunjung mempelajari platform investasi digital di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada akhir pekan lalu Jumat (12/3/2021), banyak peristiwa yang yang dilakukan sejumlah emiten. Kabar ini beragam mulai dari kinerja perusahaan, karena memang saat ini sedang musim rilis kinerja 2020 dan sejumlah kabar mengenai bisnis emiten.

Selain itu, ada kabar yang juga dinilai akan berdampak positif pada pasar saham dalam negeri.

Untuk lebih lengkap, CNBC Indonesia telah merangkum sejumlah peristiwa untuk menjadi bahan pertimbangan sebelumnya perdagangan Senin (15/3/2021) dibuka.

1. Geber Hilirisasi Batu bara, Bukit Asam Rogoh Kocek Rp 3,8 T

Perusahaan BUMN tambang batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menyiapkan anggaran untuk diversifikasi bisnis dan hilirisasi batu bara sebesar Rp 3,8 triliun pada tahun ini.

Direktur Utama Bukit Asam Arviyan Arifin mengatakan hilirisasi batu bara melalui proyek gasifikasi masuk dalam proyek strategis nasional (PSN). Dia optimistis proyek ini akan memberikan banyak dampak positif seperti cadangan devisa, dan manfaat langsung lainnya.

"Investasi di 2021 kita targetkan sebesar Rp 3,8 triliun untuk hilirisasi," ungkapnya dalam konferensi pers kinerja PTBA per 31 Desember 2020, Jumat, (12/03/2021).

2. Simak! Ini Buka-bukaan Bank Grup Salim soal Kabar Unicorn

Manajemen bank milik Grup Salim lewat Indolife Pensiontama, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menjelaskan beberapa hal kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) seiring dengan pergerakan harga saham perusahaan yang menggeliat dalam beberapa waktu terakhir.

Hal yang dijelaskan di antaranya soal komitmen memenuhi ketentuan modal inti Rp 2 triliun tahun ini dan tahun depan Rp 3 triliun, rumor soal diakuisisi unicorn (startup dengan valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun), dan kabar beralihnya strategi bisnis menjadi bank digital.

Data BEI menunjukkan saham BINA sudah melesat 104% dalam 3 bulan terakhir dan year to date melonjak 107% di level Rp 1.430/saham.

3. Muamalat Siapkan Aksi Korporasi, Mau Listing?

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk saat ini tengah mempersiapkan penambahan modal perusahaan dan disebutkan akan segera rampung dalam waktu dekat. Perusahaan disebut akan segera mendapatkan tambahan modal dari investor.

Direktur Utama Bank Muamalat Achmad K. Permana mengatakan tambahan modal ini nantinya akan memperkuat perusahaan.

"Pionir bank syariah Tanah Air ini akan mendapatkan suntikan modal yang akan menjadikan posisi Bank Muamalat semakin kuat. Proses tersebut diharapkan dapat segera rampung dalam waktu dekat," kata Achmad dalam siaran persnya, Minggu (14/3/2021).

4. Layani 1 Juta Tes Covid, Laba Prodia Capai Rp 269 M di 2020

Emiten pengelola laboratorium kesehatan, PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) berhasil mempertahankan performa profitabilitas pada tahun 2020. Laba bersih tahun lalu naik 27,8% menjadi Rp 268,75 miliar dari periode yang sama tahun 2019 Rp 210,26 miliar.

Pertumbuhan penjualan serta pengelolaan biaya beban yang optimal ini mendukung pencapaian laba usaha Prodia sebesar Rp 301,76 miliar, atau naik 39,67% dari tahun sebelumnya.

Manajemen mengungkapkan laba bersih perseroan naik seiring dengan peningkatan pendapatan bersih. Pertumbuhan pendapatan bersih naik sebesar 7,4% menjadi Rp 1,87 triliun, dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 1,74 triliun.

5. Kerek Modal Rp 3 T, Bank Artha Graha Mau Subdebt Rp 300 M

Manajemen PT Bank Artha Graha Internasional (INPC) mengungkapkan bahwa pemegang saham perusahaan akan berkomitmen melakukan pemenuhan modal inti minimum sebesar Rp 3 triliun sebelum Desember 2022 sebagaimana diwajibkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

OJK memang mewajibkan modal inti bank umum tahun lalu minimal Rp 1 triliun, tahun ini Rp 2 triliun, dan tahun depan wajib Rp 3 triliun, sesuai peraturan OJK No 12/2020.

Sekretaris Perusahaan INPC Susana menjelaskan bahwa salah satu strategi untuk memenuhi ketentuan ini adalah perusahaan akan menerbitkan Long Term Notes (LTN) Obligasi Subordinasi (Subdebt) I Tahap II sebesar Rp 300 miliar yang akan dilakukan pada pertengahan tahun ini.

6. Siapkan Kocek! Deretan BUMN Ini Bakal IPO & Rights Issue Gede

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengakui saat ini tengah mempersiapkan sejumlah aksi korporasi untuk perusahaan pelat merah sebagai bagian dari restrukturisasi korporasi.

Aksi korporasi yang disiapkan ini mulai dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga penambahan modal.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan rencana ini disiapkan untuk mendorong kinerja perusahaan hingga beberapa tahun ke depan. Rencana tersebut akan mulai dilaksanakan tahun ini.

7. Terungkap! Ini Strategi Bumi Resources di Anak Usaha

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) akan memperkuat sinergi dengan anak-anak usahanya, terutama dengan peningkatan kinerja anak-anak usahanya. Kontribusi dua anak usaha BUMI seperti PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) terhadap induk usahanya pun diproyeksi meningkat seiring dengan perbaikan kinerjanya.

Darma Henwa bergerak di bidang kontraktor pertambangan masuk ke bisnis tambang emas dan mineral melalui akuisisi 99,9% pada PT Sabina Mahardika. Selain itu, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) yang tengah mengembangkan tambang emas dan zinc, dan terus meningkatkan kapasitas tambangnya.

8. Waduh! Pakai Kartu XL, Ga Bisa Digunakan Sewaktu di MRT

PT MRT Jakarta (Perseroda), pengelola kereta Ratangga mengumumkan saat ini masyarakat tidak dapat mengakses jaringan milik provider PT XL Axiata Tbk (EXCL) di dalam kereta MRT.

Hal tersebut menyusul berakhirnya kerja sama antara XL Axiata dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) selaku mitra penyedia dan pengelola infrastruktur telekomunikasi di MRT Jakarta terhitung sejak 4 Maret 2021.

XL Axiata menarik diri dari kerja sama itu yang menyebabkan tidak dapat diaksesnya sinyal dari operator tersebut terutama di area stasiun bawah tanah.

9. Astaga! Rugi HERO Bengkak Jadi Rp 1,2 T di 2020 Efek Pandemi

Kinerja emiten ritel PT Hero Supermarket Tbk (HERO) masih cukup tertekan pada tahun 2020. Hal ini terlihat dari kerugian tahun berjalan 2020 yang lebih dalam sebesar Rp 1,21 triliun, bengkak 4.203% dibanding tahun sebelumnya rugi bersih Rp 28,21 miliar.

Membengkaknya kerugian perseroan sepanjang tahun 2020 ini menyebabkan rugi per saham dasar kian dalam menjadi minus Rp 290 per saham dari sebelumnya minus Rp 7 per saham.

Anjloknya kerugian bersih ini tercermin dari pendapatan bersih HERO sepanjang tahun 2020 yang mengalami penurunan sebesar 26,98% menjadi Rp 8,89 triliun dari sebelumnya Rp 12,18 triliun.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular