Siapkan Kocek! Deretan BUMN Ini Bakal IPO & Rights Issue Gede

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 March 2021 13:41
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo (Tangkapan Layar Youtube Bank Mandiri)
Foto: Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo (Tangkapan Layar Youtube Bank Mandiri)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengakui saat ini tengah mempersiapkan sejumlah aksi korporasi untuk perusahaan pelat merah sebagai bagian dari restrukturisasi korporasi.

Aksi korporasi yang disiapkan ini mulai dari penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga penambahan modal.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan rencana ini disiapkan untuk mendorong kinerja perusahaan hingga beberapa tahun ke depan. Rencana tersebut akan mulai dilaksanakan tahun ini.

"Termasuk tahun ini rights issue [penerbitan saham baru] PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Sebagai bagian dari upayanya untuk melakukan refloat [penuhi porsi minimal saham publik], dan juga untuk mencari mitra strategis," kata Kartika dalam acara Mandiri Investasi Market Outlook 2021, Rabu (10/3/2021).

Sedangkan tahun ini direncanakan akan dilakukan dua IPO, yakni oleh PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Dia menyebut kedua IPO ini akan dilaksanakan berturut-turut pada kuartal ketiga dan keempat 2021.

Di sisi lain, VP Investor Relation Telkom Indonesia Andi Setiawan mengatakan persiapan untuk IPO ini terus dilaksanakan oleh Mitratel dan induk usahanya PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

"Bahwa saat ini kami sedang mempersiapkan IPO Mitratel, dan kami berharap Mitratel sudah siap untuk go public di akhir tahun ini. Adapun untuk timing pelaksanaannya, tentunya kami tetap memperhatikan kondisi pasar," kata Andi kepada CNBC Indonesia pekan ini.

Untuk IPO PGE, hal ini sejalan dengan pembentukan holding geothermal dari tiga perusahaan pembangkit milik BUMN yakni PGE, PT PLN Gas & Geothermal dan PT Geo Dipa Energi (Persero). Hal ini juga diungkapkan Pahala Nugraha Mansury, Wakil Menteri BUMN, pada pekan lalu.

"Direncanakan tahun 2021. Timing masih dilihat. Yang di-IPO ada perusahaan hasil penggabungannya," kata Pahala.

Aksi korporasi IPO ini akan menghasilkan dana setidaknya mencapai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

Selain itu, aksi korporasi ini tak berhenti tahun ini saja. Untuk tahun depan tengah disiapkan IPO untuk holding rumah sakit BUMN, yakni PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) IHC atau Pertamedika IHC.

Kartika menyebut melantainya IHC di lantai saham ini ditujukan untuk menemukan partner bisnis di bidang kesehatan.

Lalu juga akan dilaksanakan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue untuk dua bank pelat merah, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

"Rights issue BNI dan BTN untuk lebih memperkuat permodalannya," kata dia.

Di tahun berikutnya, 2023 nanti, kementerian juga kan mendorong rencana IPO untuk dua perusahaan lainnya. Pertama adalah untuk holding perhotelan BUMN di bawah PT Wika Realty yang juga ditujukan untuk pengembangan bisnis dan menemukan partner bisnis.

"Dan juga kemungkinan IPO perusahaan pembangkit batubara PLN," imbuh Kartika.

Kementerian saat ini juga tengah mencari partner bisnis untuk Telkom guna pengembangan bisnis data center.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wamen Tiko: Rights Issue BRI Rp 96 T Terbesar di Bursa RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular