
Lumayan! Lelang Tambahan Greenshoe SBSN Dapat Rp 7,5 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melakukan lelang tambahan (greenshoe option/GSO) surat berharga syariah negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Rabu (10/3/2021) setelah sebelumnya digelar lelang utama pada Selasa (9/3/2021) kemarin.
Kegiatan lelang tambahan ini dilakukan karena pada lelang SBSN kemarin, nilai yang dimenangkan pemerintah tidak tercapai dengan target indikatifnya.
Hasil lelang SBSN utama pada Selasa kemarin, pemerintah hanya memenangkan sebesar Rp 4,5 triliun atau lebih tepatnya Rp 4,495 triliun, jauh lebih rendah dari target indikatif yang ditentukan sebesar Rp 12 triliun.
Alhasil, pemerintah melalui DJPPR melakukan kembali lelang SBSN sebagai tambahan dari lelang utama kemarin.
Adapun seri-seri yang di lelang pada GSO ini adalah SBSN seri PBS027, PBS017, PBS029, PBS004, dan PBS028.
![]() Lelang SBSN Tambahan 10 Maret 2021 |
Total yang dimenangkan pemerintah dalam lelang tambahan ini sebesar Rp 7,5 triliun, dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 9,2 triliun.
Jika di jumlah dengan lelang utama kemarin, total yang dimenangkan pemerintah sebesar Rp 12,5 triliun. Sedangkan total penawaran yang masuk jika di jumlah dengan lelang utama kemarin sebesar Rp 27,2 triliun.
![]() Hasil Lelang SBSN Tambahan 10 Maret 2021 |
Sejak pertengahan Februari hingga awal Maret ini, proses lelang pasar obligasi, baik di SUN maupun SBSN sudah beberapa kali tidak mencapai target indikatif yang ditentukan dan total demand lelang juga kian menurun.
Hal ini karena naiknya imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS yang juga diikuti oleh kenaikan yield acuan SBN dalam negeri, di mana hingga saat ini, yield surat utang AS masih cukup tinggi di kisaran level 1,4% hingga 1,5% bahkan sempat menyentuh level 1,6%.
Kenaikan yield Treasury AS tersebut berisiko memicu capital outflow dari pasar obligasi Indonesia, sebab selisih yield dengan SBN menjadi menyempit. Adapun selisih (spread) yield Treasury AS tenor 10 tahun dengan yield SBN bertenor sama pada perdagangan kemarin sebesar 530,3 basis poin (bps) per siang ini.
Optimisme pasar terkait pemulihan ekonomi dunia yang semakin terlihat, terindikasi dari data-data ekonomi yang mulai membaik membuat sebagian pelaku pasar mulai kembali berinvestasi ke aset berisiko seperti saham.
Namun, fenomena yang unik adalah saat ini pergerakan pasar saham di dunia, regional, maupun dalam negeri masih cenderung volatil, sebagai akibat dari masih tingginya yield obligasi AS.
Ketika pemulihan ekonomi semakin nyata, maka prospek pasar obligasi dapat terancam, karena obligasi termasuk aset safe haven. Jadi jika suatu negara berpotensi krisis, maka pasar obligasi cenderung diburu oleh investor.
Namun sebaliknya, jika suatu negara mulai pulih dari krisis, maka pasar obligasi akan cenderung dilepas oleh investor.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mau libur Panjang, Investor Borong Sukuk Negara Rp 12 T
