Begini Cara Pilih Saham Diskon Saat IHSG Terguncang Hebat

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
10 March 2021 12:20
Ilustrasi IHSG
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah penurunan IHSG menjadi waktu yang tepat bagi investor untuk memburu saham ada saham-saham terdiskon, artinya harganya sudah turun dari harga wajarnya.

Saham-saham tersebut juga memiliki potensi untuk naik dalam jangka pendek karena secara fundamental prospektif, ditambah dari sisi chart analisis teknikal sahamnya juga menunjukkan layak dibeli.

Analis BCA Sekuritas M Syahrizannas mengatakan pemilihan saham-saham yang diskon bisa dilihat dari sektor-sektor potensial yang kini masih di posisi turun.

Dia menyebutkan berdasarkan grafik rotasi sektor, indeks yang masih decline seperti saham pertambangan, industri dasar, dan agrikultur yang saat ini tengah terkoreksi, namun masih ada potensi bangkit lagi.

"Kemudian yang akan naik ke posisi leading indikator untuk di beberapa pekan ke depan,kurang lebih di konsumer, aneka industri dan properti. Ini secara rotasi sektor juga bisa dilirik," kata Syahrizannas, Senin (08/03/2021) dalam Investime CNBC Indonesia.

Dia memaparkan untuk menentukan emiten mana yang tepat dikoleksi di saat-saat diskon ini, kembali pada dua teori dasar, ada fundamental dan teknikal. Sementara seorang trader biasanya mengutamakan dari sisi chart atau grafiknya, karena mengindikasikan yang sudah terjadi akan terulang lagi di beberapa hari atau pekan ke depan.

"Dari sisi teknikal ada yang namanya moving average, digabungkan dengan indikator osilator yang menentukan dia ini aset ini sudah masuk ke sesi jenuh jual atau jenuh beli. Atau bisa juga indikator momentum, dimana kita dapat masuk, entry atau jual salah satu aset yang kita punya," jelasnya.

Sementara dari sisi fundamental bisa dilihat dari sisi price earning secara 5 tahun ke belakang, apakah sudah terdiskon. Selain itu, bisa digunakan sektor sejenisnya, apabila saham yang diteliti lebih rendah dibandingkan sektoralnya maka indikasinya masih ada potensi upsidenya.

"Kalau balik ke kriteria saham, kalau mau lihat sisi emiten saya sudah memfilter dari LQ45, kita menemukan ada saham BBTN, PTBA, GGRM, ITMG, INDF, UNTR, ADRO, MNCN. Diantara semuanya MNCN yang paling kecil secara Price earnings," katanya.

Dengan basis price earning, bisa dilihat juga earning per share saham dari satu emiten ini akan meningkat di 12 bulan ke depan.

"Jadi lebih memonimalisir value trade PE yang sudah terjadi di 12 bulan sebelumnya. Kita boleh kirteriakan kalau sudah ketemu PE nya kita filter lagi,"tambahnya.


Selain itu, bagi investor yang memiliki portofolio yang ikut terkoreksi atau masih dalam posisi diskon, menurutnya jangan terburu-buru mengambil langkah. Dia mengatakan meski di tengah penurunan harus tetap sesuai trading plan yang direncakan investor.

"Kalau menjadi trader, sudah return 3-5% dalam sehari atau 2 hari perdagangan saya lebih taking profit terlebih dahulu sebagai trader. Kalau kita sebagai investor saya menghold sampai mediaum 3-4 bulanan untuk saham yang bagus fundamentalnya dalam jangka menengah," jelasnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular