Geger Ekspansi Tesla, Apa Sih Pengaruhnya ke Pasar Saham RI?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
10 March 2021 11:20
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana investasi Tesla Inc di Indonesia kini menjadi perbincangan hangat di kalangan investor pasar saham Indonesia. Indonesia yang memiliki sumber daya nikel berlimpah punya mimpi menjadi produsen utama baterai listrik dunia dan bisa berkolaborasi dengan perusahaan milik Elon Musk tersebut. 

Lalu seperti apa pengaruh rencana investasi Tesla pada pasar saham Indonesia? Menjawab pertanyaan ini Anggaraksa Arismunandar, Head of Research NH Korindo Sekuritas mengatakan investor saham asing tidak melihat Tesla menunda atau bahkan tidak jadi investasi.

Belakangan ini menurutnya investor asing justru berkomitmen masuk berinvestasi melalui sovereign wealth fund (SWF).

"Mungkin investor asing yang lain bukan karena Tesla menunda, bukan gak jadi, sebenarnya kita belakangan dengar investor asing komitmen masuk lewat SWF kita," paparnya dalam acara InvesTime CNBC Indonesia, Selasa malam, (09/03/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, bidang yang lain tidak akan terlalu memusingkan terkait rencana investasi Tesla. Apalagi investor asing memiliki dana yang besar sehingga tidak perlu ikut-ikutan dengan rencana investasi Tesla.

"Apalagi sama-sama dananya juga besar, mereka dengan dana besar, tidak perlu ikut-ikutan dengan Tesla," jelasnya.

Tesla yang fokus di kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) dan pada baterai, diproyeksikan bakal menyerap banyak produk tambang nikel Indonesia yang merupakan bahan bakunya.

"Digadang-gadang Antam, INCO supply chain. Mungkin nggak tertarik saat ini belum tentu ke depan nggak tertarik juga, karena butuh nikel dalam jumlah besar," jelasnya.

Indonesia sampai saat ini masih terus melakukan komunikasi dengan Tesla Inc. Deputi Investasi & Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menyebut Tesla berencana investasi di Energy Storage System (ESS) di Indonesia.

Seto mengatakan investasi ESS telah dilakukan Tesla di Australia. Ini menjadi solusi untuk mengganti pembangkit peaker, yang digunakan saat permintaan listrik sedang tinggi.

"Dengan Tesla memang mereka juga melihat ESS yang mereka bangun di Australia. Ini solusi namun lebih arahnya untuk pengganti pembangkit yang peaker," paparnya dalam webinar yang diselenggarakan Katadata secara virtual, Senin, (08/03/2021). (*)


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laju IHSG Bak Keong, tapi Ada Skenario Optimistis ke 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular