IHSG Babak Belur Kemarin, Bandar Gede Jualan Raksasa Big Cap

Putra, CNBC Indonesia
10 March 2021 08:54
Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (24/11/2020). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia-Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak liar pada perdagangan kemarin (9/3/21). Dibuka hijau, IHSG bolak balik ke zona merah hingga 3 kali sebelum akhirnya ditutup terkoreksi.

Indeks acuan bursa nasional tersebut anjlok 0,78% ke 6.199,64. Galaunya gerak IHSG akibat sentimen negatif dan positif yang datang bersamaan yakni diperpanjangnya PPKM dan tibanya vaksin AstraZeneca.

Nilai transaksi kemarin sebesar sebesar Rp 13,4 triliun dan terpantau investor asing menjual bersih Rp 740 miliar di pasar reguler. Aksi jual investor asing yang masif inilah yang menjadi biang kerok koreksi IHSG.

Berikut saham-saham unggulan yang ternyata dijual bersih oleh investor asing.

Terpantau saham berkapitalisasi pasar terbesar di bursa PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi target jual asing paling jumbo pada perdagangan kemarin dengan jual bersih sebanyak Rp 497 miliar yang mengakibatkan harganya terkoreksi 1,71%.

Selanjutnya di posisi kedua ada emiten dengan kapitalisasi pasar kedua terbesar di bursa yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang dilego asing Rp 190 miliar. Nasib harga BBRI pada perdagangan kemarin bahkan lebih parah daripada BBCA akibat aksi obral asing ini yang menyebabkan BBRI ambruk 3,17%.

Selanjutnya muncul nama emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang juga dilego asing Rp 82 miliar dan harganya terkoreksi 5,80%. Emiten Big Cap lain yang dilego asing yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang dilego asing Rp 33 miliar dan terkoresi 1,5%.

Hanya emiten unggas PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) yang selamat harga sahamnya meski diobral asing Rp 22 miliar. Harga saham CPIN bahkan mampu ditutup terapresiasi 4,76%.

Dari dalam negeri muncul sentimen negatif yakni Pemerintah memutuskan untuk memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 22 Maret 2021.

Keputusan itu disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Senin (8/3/2021).

"Kebijakan dalam perpanjangan dan perluasan PPKM Mikro ini dilanjutkan untuk 2 minggu ke depan, yaitu tanggal 9 Maret-22 Maret 2021," ujarnya.

Kendati demikian, PPKM skala mikro kali ini diperluas ke 3 provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Utara.


"Kemudian dasar hukumnya sudah diterbitkan melalui Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2021," kata Airlangga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa situasi saat ini masih bersifat dinamis. Pemerintah belum memiliki alasan yang kuat untuk tidak memperpanjang PPKM.

"Sifatnya masih dinamis, seperti hari ini," kata Airlangga dalam konferensi pers secara virtual, Senin (8/3/2021).

Sementara itu sentimen positif datang setelah vaksinCovid-19Oxford-AstraZeneca dijadwalkan tiba di Indonesia kemarin. Sebanyak 1,1 juta dosis vaksin tiba dalam bentuk produk jadi.

Vaksin CoronaAstraZenecadidapat dari skema kerjasama multilateral Aliansi Global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) COVAX Facility.

"Iya dari COVAX," demikian konfirmasi Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi melalui pesan singkatnya, Senin (8/3/2021).

Juru Bicara Vaksinasi Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan vaksin akan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten sekitar pukul 18:30 WIB.

"Iya betul dari AstraZeneca produk jadi, melalui skema COVAX," katanya.

Pemerintah sendiri rencananya akan menggelar konferensi pers saat vaksin tersebut tiba di tanah air.

Sebagai informasi, vaksin AstraZeneca sudah mendapat persetujuan dan masuk ke dalam daftar penggunaan darurat (EUL) WHO Februari lalu. Hal ini untuk memperluas penggunaan vaksin AstraZeneca.

Selain itu, vaksin adenovirus yang dikembangkan Universitas Oxford ini sudah terbukti aman digunakan pada lansia.

"Vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin yang dapat digunakan pada usia 60 tahun ke atas yang kita ketahui dimana kelompok ini memiliki angka kematian tertinggi," kata Siti Nadia beberapa maktu lalu.

Studi di Lancet menunjukkan efikasi untuk AstraZeneca mencapai 70,4%, berdasarkan data analisis interim uji klinis di Brasil, Afrika Selatan, dan Inggris.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular