
Sudah Merosot 4 Hari Beruntun, IHSG Siap Bangkit Hari Ini?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif pada perdagangan Selasa kemarin, sebelum akhirnya merosot 0,78% ke 6.199,647.
Data perdagangan mencatat investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp 740 miliar. Sementara awal pekan kemarin net sell tercatat Rp 414 miliar. Artinya dalam 2 hari terjadi capital outflow lebih dari 1,1 triliun.
Tekanan bagi IHSG kemarin datang dari keputusan pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 22 Maret 2021. Perpanjangan PPKM dapat membuat pemulihan ekonomi berjalan kurang maksimal.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel yang dicerminkan oleh Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Januari 2021 berada di 182. Turun 4,3% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM).
Sementara jika dibandingkan dengan Januari 2020, penjualan ritel merosot 16,4% (year-on-year/YoY). Membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang -19,2% YoY, tetapi masih lumayan dalam.
Situasi diperkirakan masih suram pada Februari 2021, di mana penjualan ritel diperkirakan tumbuh -0,7% MtM dan -16,5% YoY.
Dengan penjualan ritel yang masih mengalami kontraksi, artinya konsumsi rumah tangga masih belum pulih, sehingga laju pemulihan ekonomi Indonesia masih akan berjalan lambat.
Sementara pada perdagangan hari ini, Rabu (10/3/2021), sentimen positif datang dari eksternal. Bursa saham Amerika Serikat (Wall Street) menghijau, ketiga indeks utama kompak menguat, indeks Nasdaq bahkan melesat lebih dari 3%.
Penguatan kiblat bursa saham dunia tersebut tentunya mengirim sentimen positif ke Asia, termasuk IHSG yang sudah merosot 4 hari beruntun.
Secara teknikal, tekanan bagi IHSG setelah menembus rerata pergerakan 50 hari (moving average/MA50) yang menjadi penahan koreksi IHSG dalam beberapa pekan terakhir.
Sementara itu Indikator stochastic pada grafik harian sudah mendekati wilayah jenuh jual (oversold).
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Stochastic pada grafik 1 jam juga berada di wilayah jenuh jual (oversold) yang membuka peluang rebound.
![]() Foto: Refinitiv |
Resisten terdekat kini berada di kisaran 6.210 (MA 50), IHSG berpeluang bisa bangkit jika kembali ke atas level tersebut. Target penguatan ke 6.250 sampai 6.260. Peluang ke 6.300 terbuka jika 6.260 dilewati.
Sementara selama tertahan di bawah MA 50 IHSG berisiko turun. Support terdekat berada di kisaran 6.170, jika ditembus IHSG berisiko merosot ke 6.110 hingga 6.090. IHSG berisiko merosot lebih jauh jika level tersebut juga dilewati.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500