Cek! 10 Saham 'Terseksi' di Mata Asing Saat Bursa RI Nyungsep

tahir saleh, CNBC Indonesia
09 March 2021 06:42
Dirut Bank BRI Sunarso (Dok.BRI)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Berdasarkan data BEI, saham anak usaha Grup Astra yakni United Tractors menjadi saham paling banyak diburu asing kemarin. Dalam sepekan, saham UNTR naik 1,63% dan sebulan terakhir naik tipis saja 0,97%. Bahkan secara tahun berjalan (YTD), saham induk usaha PT Acset Indonusa Tbk (ACST) ini justru minus 12,31%.

Sebulan terakhir, asing juga memborong saham UNTR sebesar Rp 194 miliar dan 3 bulan terakhir juga diborong asing Rp 380 miliar.

UNTR adalah emiten yang bergerak di bisnis jasa alat berat, pertambangan batu bara, dan juga tambang emas.

Tahun ini, sentimen bagus menerpa UNTR ketika harga batu bara sempat tembus ke atas US$ 85/ton sepekan lalu. Meski dalam 2 hari perdagangan terakhir, harga si batu hitam mulai ambles lagi sehingga dalam sepekan terakhir harus mencatatkan kinerja minus 0,48%.

Pada penutupan perdagangan Jumat (5/3/2021), harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal ICE Newcastle terkoreksi 0,42% ke US$ 82,55/ton. Sehari sebelumnya harga batu bara drop 3,1% ke US$ 82,9/ton.

Meski demikian, Tim Riset CNBC Indonesia menilai secara fundamental, prospek batu bara tahun ini bakal lebih baik dari tahun lalu. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan batu bara global meningkat 2,6% pada tahun 2021, didorong oleh permintaan listrik dan industri yang lebih tinggi.

Penyumbang utama perbaikan permintaan batu bara adalah ekonomi China, India, dan Asia Tenggara. Meskipun begitu Amerika Serikat dan Eropa kemungkinan juga mengalami kenaikan konsumsi batu bara pertama mereka dalam hampir satu dekade terakhir.

Tahun lalu, meski produksi batu baranya turun, UNTR mampu mencatatkan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 9,31% menjadi 9,25 juta ton dari 8,46 juta ton pada 2019.

Adapun volume penjualan emas UNTR pada 2020 sebesar 319.700 gold equivalent ounces (GEO), turun 21,96% dari 409.700 GEO pada 2019.

Sementara itu, katalis positif bagi Bank BRI, saham kedua dengan jumlah beli asing terbesar kemarin, ialah kejelasan Holding Ultra Mikro yang beranggotakan BBRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan pembentukan sinergi tiga BUMN UMKM itu akan selesai pada kuartal III (Q3) tahun ini.

"Secara platform sekarang yang namanya sistem perbankan di Indonesia itu kurang friendly, apalagi yang tidak punya track record. Karena itu kita insya Alah Q3 tahun ini tuntas sinergi BRI, PNM dan Pegadaian supaya salah satunya memastikan dengan daya konkret dan riil pengusaha bisa naik kelas," kata Erick dalam Rapat Kerja Nasional HIPMI 2021, Jumat (5/3/2021).

Sebelumnya pemerintah akan menggabungkan tiga BUMN yaitu Bank BRI, Pegadaian dan PNM dalam Holding BUMN Ultra Mikro (UMi). Pembentukan holding ini akan diawali dengan aksi korporasi penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue dari Bank BRI.

"Holding dilakukan melalui persetujuan rights issue dari BRI di mana negara akan ambil bagian seluruhnya dengan cara alihkan seluruh sahan Seri B dari PNM dan Pegadaian diserahkan ke BRI," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR secara virtual.

Nantinya BBRI akan menguasai 99,9% saham Pegadaian dan PNM.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular