Cek! 10 Saham 'Terseksi' di Mata Asing Saat Bursa RI Nyungsep

tahir saleh, CNBC Indonesia
09 March 2021 06:42
Aksi Panggung God Bless Tutup Perdagangan Bursa di Bulan Januari 2018

Jakarta, CNBC Indonesia - Tekanan global dan regional memaksa investor asing masih melakukan jual bersih di pasar saham dalam negeri. Tekanan net sell asing membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup di zona merah pada perdagangan Senin kemarin (8/3/21).

Indeks acuan bursa nasional tersebut ditutup melemah 0,12% ke 6.251,15 padahal di awal perdagangan sempat tembus 6.300. Data perdagangan mencatat nilai transaksi pada perdagangan mencapai Rp 10,85 triliun dengan volume perdagangan 25,81 miliar saham dan 1,29 juta kali frekuensi perdagangan.

Terpantau investor asing melakukan jual bersih (net sell) Rp 414 miliar di pasar reguler, ditambah dengan pasar negosiasi dan tunai maka net sell asing mencapai Rp 470 miliar. Tercatat 220 saham menguat, 255 melemah, dan sisanya 159 stagnan.

Di tengah tekanan jual asing ini, masih ada sedikitnya 10 saham dengan catatan beli bersih asing di tengah koreksi IHSG.

10 Top Net Foreign Buy, Reguler (8/3/2021)

1. United Tractors (UNTR), net buy Rp 112 M, saham +7% Rp 23.325

2. Bank BRI (BBRI), Rp 51 M, saham -0,84% Rp 4.730

3 AKR Corporindo (AKRA), Rp 31 M, saham +9,41% Rp 3.720

4. Tower Bersama (TBIG), Rp 12,4 M, saham -0,48% Rp 2.060

5. Medikaloka Hermina (HEAL), Rp 9,4 M, saham -0,73% Rp 4.070

6. Mitra Adiperkasa (MAPI), Rp 6,3 M, saham +1,18% Rp 860

7. Astra Agro (AALI), Rp 5,4 M, saham +3% Rp 11.175

8. Indofood Sukses (INDF), Rp 5 M, saham +0,82% Rp 6.175

9. ACE Hardware (ACES), Rp 4 M, saham flat Rp 1.565

10. Mayora (MYOR), Rp 4 M, saham +0,37% Rp 2.740

Kejatuhan IHSG bersamaan dengan amblesnya bursa utama Asia di tengah kabar positif dari disahkannya RUU stimulus Amerika Serikat (AS) oleh Senat AS pada akhir pekan lalu.

Dari seluruh bursa utama Asia, hanya indeks Straits Times Singapura yang mampu bertahan di zona hijau dengan melesat 1,78% ke level 3.067,54.

Adapun tiga indeks utama Asia ditutup ambles kemarin yakni yakni indeks Hang Seng Hong Kong yang ditutup ambles 1,34% ke 28.708,93, Shanghai Composite China ambrol 1,01% ke 3.466,51, dan KOSPI Korea Selatan merosot 1% ke 2.996,11.

NEXT: Analisis Net Buy

Berdasarkan data BEI, saham anak usaha Grup Astra yakni United Tractors menjadi saham paling banyak diburu asing kemarin. Dalam sepekan, saham UNTR naik 1,63% dan sebulan terakhir naik tipis saja 0,97%. Bahkan secara tahun berjalan (YTD), saham induk usaha PT Acset Indonusa Tbk (ACST) ini justru minus 12,31%.

Sebulan terakhir, asing juga memborong saham UNTR sebesar Rp 194 miliar dan 3 bulan terakhir juga diborong asing Rp 380 miliar.

UNTR adalah emiten yang bergerak di bisnis jasa alat berat, pertambangan batu bara, dan juga tambang emas.

Tahun ini, sentimen bagus menerpa UNTR ketika harga batu bara sempat tembus ke atas US$ 85/ton sepekan lalu. Meski dalam 2 hari perdagangan terakhir, harga si batu hitam mulai ambles lagi sehingga dalam sepekan terakhir harus mencatatkan kinerja minus 0,48%.

Pada penutupan perdagangan Jumat (5/3/2021), harga kontrak futures (berjangka) batu bara termal ICE Newcastle terkoreksi 0,42% ke US$ 82,55/ton. Sehari sebelumnya harga batu bara drop 3,1% ke US$ 82,9/ton.

Meski demikian, Tim Riset CNBC Indonesia menilai secara fundamental, prospek batu bara tahun ini bakal lebih baik dari tahun lalu. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan permintaan batu bara global meningkat 2,6% pada tahun 2021, didorong oleh permintaan listrik dan industri yang lebih tinggi.

Penyumbang utama perbaikan permintaan batu bara adalah ekonomi China, India, dan Asia Tenggara. Meskipun begitu Amerika Serikat dan Eropa kemungkinan juga mengalami kenaikan konsumsi batu bara pertama mereka dalam hampir satu dekade terakhir.

Tahun lalu, meski produksi batu baranya turun, UNTR mampu mencatatkan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 9,31% menjadi 9,25 juta ton dari 8,46 juta ton pada 2019.

Adapun volume penjualan emas UNTR pada 2020 sebesar 319.700 gold equivalent ounces (GEO), turun 21,96% dari 409.700 GEO pada 2019.

Sementara itu, katalis positif bagi Bank BRI, saham kedua dengan jumlah beli asing terbesar kemarin, ialah kejelasan Holding Ultra Mikro yang beranggotakan BBRI, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan pembentukan sinergi tiga BUMN UMKM itu akan selesai pada kuartal III (Q3) tahun ini.

"Secara platform sekarang yang namanya sistem perbankan di Indonesia itu kurang friendly, apalagi yang tidak punya track record. Karena itu kita insya Alah Q3 tahun ini tuntas sinergi BRI, PNM dan Pegadaian supaya salah satunya memastikan dengan daya konkret dan riil pengusaha bisa naik kelas," kata Erick dalam Rapat Kerja Nasional HIPMI 2021, Jumat (5/3/2021).

Sebelumnya pemerintah akan menggabungkan tiga BUMN yaitu Bank BRI, Pegadaian dan PNM dalam Holding BUMN Ultra Mikro (UMi). Pembentukan holding ini akan diawali dengan aksi korporasi penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue dari Bank BRI.

"Holding dilakukan melalui persetujuan rights issue dari BRI di mana negara akan ambil bagian seluruhnya dengan cara alihkan seluruh sahan Seri B dari PNM dan Pegadaian diserahkan ke BRI," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR secara virtual.

Nantinya BBRI akan menguasai 99,9% saham Pegadaian dan PNM.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jangan Kelewat! Cek Dulu 10 Saham Paling Cuan 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular