
Saham IPO Jadi Jawara, Bank Panin Dubai Nyungsep Terparah!

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah sempat menguat, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tersungkur ke zona merah untuk kali tiga secara beruntun pada penutupan perdagangan hari ini. IHSG ditutup turun tipis 0,16% ke posisi 6.248,46 pada penutupan sesi II perdagangan, Senin (8/3/2021).
Menurut data BEI, ada 220 saham naik, 255 saham merosot dan 159 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 10,59 triliun dan volume perdagangan mencapai 25,38 miliar saham.
Investor asing pasar saham keluar dari Indonesia dengan catatan jual bersih asing mencapai Rp 420,28 miliar di pasar reguler. Selain itu, asing mencatatkan di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 123,28 miliar.
Berikut 5 saham top gainers dan losers sesi II hari ini (8/3).
Top Gainers
Ulima Nitra (UNIQ), saham +34,75% Rp 159, transaksi Rp 39,8 M
Sinergi Inti Plastindo (ESIP), +34,62% Rp 105, transaksi Rp 21,2 M
Mahaka Media (ABBA), +34,25% Rp 98, transaksi Rp 30,1 M
Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC), +33,78% Rp 99, transaksi Rp 16,5 M
Adi Sarana Armada (ASSA), +25,00% Rp 1.800, transaksi Rp 157,3 M
Top Losers
Bank Panin Dubai Syariah (PNBS), saham -7,00% Rp 93, transaksi Rp 28,3 M
Diamond Citra Propertindo (DADA), -6,94% Rp 67, transaksi Rp 16,6 M
Bank MNC Internasional (BABP), -6,40% Rp 117, transaksi Rp 175m7 M
Vale Indonesia (INCO), -6,21% Rp 4.830, transaksi Rp 384,2 M
Aneka Tambang (ANTM), -5,79% Rp 2.280, transaksi Rp 1,1 T
Saham UNIQ, yang baru resmi melantai di bursa hari ini, langsung menyodok ke posisi pucuk top gainers pada perdagangan hari ini. Saham emiten kontraktor pertambangan batu bara ini melesat menembus batas auto rejection atas (ARA) 34,75% ke posisi Rp 159/saham.
Nilai transaksi UNIQ sebesar 39,8 miliar, sementara asing mencatatkan net buy bersih sebesar Rp 893,06 juta. Saat ini, nilai kapitalisasi pasar UNIQ sebesar Rp 499,10 miliar.
Fenomena melonjaknya harga saham yang baru melakukan IPO (penawaran umum saham perdana/initial public offering) bukan baru kali ini saja terjadi.
Terbaru, saham Bank Net Indonesia Syariah (BANK) mencatatkan lonjakan sebesar 34,95% ke Rp 139/saham pada hari pertama melantai pada 1 Februari 2021, dari harga penawaran BANK sebesar Rp 103/saham. Semenjak IPO saham BANK sudah meroket 1.817,47%.
Sebagai informasi, UNIQ mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin (8/3/2021). Perseroan ini menjadi emiten ke-8 yang tercatat pada tahun 2021 dan ke-721 saat ini di BEI.
Ultima Nitra menawarkan sebanyak 300 juta saham baru atau setara 9,56% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Saham baru tersebut ditawarkan pada harga Rp 118 per saham sehingga keseluruhan dana IPO yang terkumpul adalah sebesar Rp 35,4 miliar.
Bersamaan dengan pencatatan saham, perseroan juga menerbitkan saham baru dalam rangka pelaksanaan konversi perjanjian utang dengan opsi Konversi senilai Rp 40 miliar yang dilaksanakan pada tanggal penjatahan atau seluruhnya setara dengan 10,80% dari seluruh total modal disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham dan konversi utang konversi.
Dengan demikian, total peningkatan modal yang terkumpul adalah sebesar Rp 74,5 miliar.
Selain itu, perseroan juga memberikan kesempatan kepada karyawan untuk memiliki saham dalam program Employee Stock Allocation (ESA).
Direktur Utama UNIQ, Burhan Tjokro mengatakan, di tengah kondisi global maupun dalam negeri yang sedang mengalami tekanan akibat ancaman virus Corona (Covid-19), proses bookbuilding (pembentukan harga) dan penawaran umum telah berjalan lancar.
"Selain itu, tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO Perseroan menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal pada umumnya dan secara khusus pada prospek usaha perseroan," kata Burhan Tjokro, dalam siaran pers, Senin (8/3/2021).
Sementara itu, Direktur Bisnis Perseroan UNIQ, Ulung Wijaya menambahkan, perseroan menjadi emiten pertama yang menjalankan sistem bookbuilding dan IPO secara elektronik di Indonesia.
Menurut Ulung, seluruh dana segar yang diperoleh selanjutnya akan digunakan seluruhnya untuk mendanai kebutuhan modal kerja perseroan, antara lain membiayai kebutuhan bahan bakar (oil and fuel), biaya perawatan (service ringan) spare parts, dan lain-lain guna mendukung kegiatan operasional perusahaan.
Ia meyakini, prospek usaha jasa pertambangan dan penyewaan alat berat pertambangan di tahun-tahun mendatang akan positif, sebagai dampak dari pemulihan ekonomi dunia dan mulai stabilnya harga komoditas dunia.
Sebagai informasi saja, PT Ulima Nitra Tbk didirikan di Indonesia pada 1992 dan bergerak dalam bidang jasa pertambangan dan jasa sewa menyewa peralatan pertambangan di Sumatera Selatan
Sementara itu, PNBS menjadi pemuncak top losers setelah menyentuh auto rejection bawah (ARB) 7,00% ke posisi Rp 93/saham. Nilai transaksi saham bank Grup Panin ini sebesar Rp 28,3 miliar.
Pada perdagangan hari ini, PNBS ambles sendirian di antara tiga saham bank syariah lainnya, yakni Bank Syariah Indonesia (BRIS), Bank BTPN Syariah (BTPS) dan Bank Net Syariah Indonesia (BANK).
Saham BRIS tercatat menguat 1,90% ke Rp 2680/saham, BTPS melesat 3,01% ke Rp 3.760/saham. Adapun saham BANK stagnan di Rp 1.975/saham setelah melempem selama 3 hari berturut-turut.
Â
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Deretan Saham Top Gainers & Losers Sepekan, Punya Anda Cuan?
