
Kebijakan OPEC+ Ini, Bikin Harga Minyak Tembus Rekor Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah langsung melesat setelah Organisasi Negara Eksportir Minyak dan koleganya yang dikenal sebagai OPEC+ memutuskan untuk tidak menaikkan produksi minyaknya.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga kontrak futures (berjangka) minyak mentah melesat 4% lebih. Pagi ini, Jumat (5/3/2021) harga si emas hitam kembali menguat dan tembus rekor baru.
Harga kontrak Brent naik 0,82% ke US$ 67,29/barel dan harga kontrak West Texas Intermediate (WTI) 0,77% ke US$ 64,32/barel. Kenaikan tersebut membuat harga minyak kembali ke level tertingginya dalam satu tahun.
OPEC+ menggelar pertemuan kemarin. Hasil dari pertemuan tersebut para kartel sepakat untuk tidak menaikkan produksi minyaknya. OPEC+ telah memangkas produksi sebesar 9,7 juta barel per hari (bph) tahun lalu karena penurunan permintaan akibat pandemi.
Sampai Maret, OPEC+ masih menahan sekitar 7 juta bph atau setara dengan 7% dari permintaan dunia. Pemotongan produksi secara sukarela yang dilakukan oleh Arab Saudi membuat total pemotongan output kelompok ini menjadi sekitar 8 juta bph.
Berdasarkan kesepakatan Kamis, Rusia diizinkan untuk meningkatkan produksi sebesar 130.000 bph pada bulan April dan Kazakhstan sebesar 20.000 bph lagi untuk memenuhi kebutuhan domestik.
"Semua orang (lainnya) akan mempertahankan pemangkasan tersebut," kata Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman saat konferensi pers untuk menguraikan kesepakatan itu.
Dia mengatakan Arab Saudi akan memutuskan dalam beberapa bulan ke depan kapan akan secara bertahap menghentikan pemotongan sukarela 1 juta bph pada waktu sesuai. OPEC+ mengatakan bahwa pemulihan permintaan untuk saat ini masih rapuh.
Berdasarkan laporan OPEC, permintaan minyak Februari lalu mencapai 93,3 juta bph. Sementara itu pasokan minyak global mencapai 91,8 juta bph. Sehingga defisit pasokan di pasar sebesar 1,3 juta bph.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awal Tahun Harga Minyak Naik, tapi Ada Kabar Buruk dari OPEC