
Perhatian Ritel! BSI Mau Tambah Saham Baru, Ini Bocorannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), Hery Gunardi menyatakan saat ini masih menunggu arahan dari pemegang saham pengendali maupun Kementerian BUMN terkait rencana memenuhi ketentuan saham beredar (free float) BSI minimal 7,5%.
Pasalnya, berdasarkan prospektus penggabungan ketiga bank BUMN Syariah yakni, PT Bank BRIsyariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS), pemegang saham publik hanya akan tersisa sebesar 4,4% dari sebelumnya 18,47%, sehingga belum bisa memenuhi ketentuan free float minimal 7,5%
"Kami masih menunggu arahan dari pemegang saham pengendali maupun ultimate shareholder, dalam hal ini Kementerian BUMN, mungkin mereka punya pandangan lain apakah akan lebih banyak atau ikuti aturan berlaku, kita tunggu," kata Hery Gunardi, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Kamis (4/3/2021) di program Power Lunch.
Hery menyatakan, aksi korporasi tersebut diharapkan akan memberi nilai tambah kepada seluruh pemegang saham perseroan. "Harapannya yang dilakukan pemegang saham memberikan optimum benefit kepada Bank Syariah Indonesia agar bisa berkembang," ujarnya lagi.
Eks bankir PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ini juga berharap, Bank Syariah Indonesia yang saat ini menjadi bank syariah terbesar di Indonesia bisa naik kelas menjadi Bank BUKU IV agar punya kemampuan lebih optimal dalam pengembangan bisnis. Namun, untuk menuju ke sana, perseroan masih akan fokus membenahi fundamental di internal BSI terlebih dahulu.
"Tugas kami sebagai manajemen menyusun roadmap, semua tahapan terkait pasar modal ada protokol yang diikuti, kami sekarang fokus integrasi internal dulu, beresin semua fundamental kita," ujarnya.
Tak hanya itu, terkait wacana Kementerian BUMN membuka peluang bagi investor asing untuk menjadi investor baru pemilik saham di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) melalui Sovereign Wealth Fund atau dana abadi bernama Indonesia Investment Authority (INA) melalui rights issue, menurut Hery, perlu ada kajian yang dilakukan secara komprehensif.
"Perlu dilakukan kajian komprehensif, lihat plus minus, mana yang terbaik untuk perkembangan BSI di masa sekarang dan masa yang akan datang, kita tidak akan gegabah apakah melalui strategic investor atau rights issue," ujarnya.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bank Syariah Indonesia Mau Jualan Sukuk di Timur Tengah