Gelar PE Insidentil, Bank Harda Siap Jadi Bank Digital!

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
04 March 2021 14:44
Bank Harda Internasional  (bankbhi.co.id)
Foto: Bank Harda Internasional (bankbhi.co.id)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank yang diakuisisi Mega Corpora milik Chairul Tanjung, PT Bank Harda Internasional (BBHI) menyelenggarakan paparan publik atau public expose (PE) insidentil hari ini, Kamis (4/3/2021).

PE insidentil dilakukan setelah saham BBHI disuspensi atau dihentikan sementara oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dua kali dalam minggu ini. Pertama, saham BBHI 'digembok' bursa pada Senin (1/3). Setelah sempat dibuka Rabu kemarin (3/3), hari ini (4/3), BBHI disuspensi lagi bersamaan dengan enam bank mini (bank BUKU II) lainnya.

Dalam materi PE Insidentil perusahaan yang diunggah di situs BEI, manajemen BBHI menjelaskan perseroan berencana akan menjadi sebuah bank digital. Rencana ini akan dilakukan setelah proses akuisisi oleh Mega Corpora selesai.

"Setelah proses pengambilalihan perseroan oleh Mega Corpora selesai, perseroan akan menjadi sebuah bank dengan platform teknologi digital sehingga menjadikan perseroan sebagai bank yang lebih kuat dan mempunyai daya saing berskala nasional," demikian jelas manajemen BBHI dalam materi PE Insidentil mereka, Kamis (4/3).

Pernyataan tersebut melengkapi penjelasan pihak manajemen BBHI sebelumnya. Pada Senin (1/3/2021), pihak manajemen BBHI mengonfirmasi, soal rencana Mega Corpora untuk mengakuisisi perusahaan dengan mengakuisisi saham yang dimiliki oleh PT Hakimputra Perkasa 73,71%.

Namun, pihak BBHI menyatakan tidak tahu soal apakah kabar soal akuisisi tersebut bisa mempengaruhi harga saham perusahaan pada waktu pernyataan tersebut dikirim ke otoritas bursa.

"Kami tidak mengetahui apakah pengungkapan fakta material tersebut dapat memengaruhi nilai sekuritas Perusahaan atau keputusan investasi para investor," tulis manajemen BBHI dalam surat penjelasan terkait volatilitas saham kepada BEI, Senin (1/3/2021).

Dalam surat yang sama, manajemen BBHI menambahkan, perusahaan akan melakukan penawaran tender wajib pascaproses akuisisi selesai dilakukan.

Proses penawaran tender wajib tersebut mengacu pada POJK Nomor 9 / POJK.04 / 2018 tentang Akuisisi Perusahaan Terbuka.

Kinerja Emiten

Berdasarkan materi PE insidentil perusahaan, BBHI mencatatkan kenaikan laba bersih pada tahun lalu (tidak diaudit/unaudited) sebesar 210,81% menjadi Rp 41 miliar dari sebelumnya rugi Rp 37 miliar.

Total aset BBHI pada 2020 sebesar Rp 2,60 triliun, naik 2,76% dari posisi tahun sebelumnya sebesar Rp 2,53 triliun.

Sementara itu, total ekuitas meningkat menjadi Rp 356 miliar, naik 18,66% dari Rp 300 miliar pada 2019.

Penyaluran kredit BBHI turun 23,49% dari Rp 1,66 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp 1,27 pada tahun 2020.

Hal tersebut dibarengi dengan menurunnya Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 25,38% menjadi Rp 1,47 triliun pada tahun lalu. Sebelumnya DPK BBHI sebesar Rp 1,97 triliun.

Kemudian, berdasarkan rasio keuangan, BBHI membukukan penurunan net interest margin (NIM) sebesar 1,77%, dari 4,21% pada 2019 menjadi 2,44% pada tahun lalu.

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) perseroan juga turun sebesar 33,13% menjadi 83,71% pada tahun 2020, dari tahun sebelumnya yang sebesar 116,84%.

Adapun persentase kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bersih berhasil turun sebesar 2,18% dari 3,93% pada 2019 menjadi 1,75% pada tahun lalu.

Informasi saja, pada awal November tahun lalu, pengusaha nasional Chairul Tanjung melalui Mega Corpora mengumumkan rencana akuisisi BBHI.

Kemudian, akuisisi tersebut mendapat restu pemegang saham yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BBHI yang diadakan pada 29 Januari 2021.

Dalam akuisisi ini, pemegang saham BBHI yakni PT Hakimputra Perkasa menjual 3,08 miliar saham atau 73,71% saham ke Mega Corpora. Pada keterbukaan informasi yang disampaikan ke BEI, disebutkan Mega Corpora akan menjadi pihak yang akan mengambil alih.

Sebagai catatan BEI, saham BBHI sudah melesat 82% dalam sepekan terakhir di level Rp 2.410/saham. Sebulan terakhir sahamnya naik 192% dan year to date meroket 2.111% dengan kapitalisasi pasar Rp 10,08 triliun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Chairul Tanjung Caplok 73,7% Saham Bank Harda Internasional

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular