OMG! Saham ANTM Dkk Babak Belur, Ini Dia Penyebabnya

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
04 March 2021 10:13
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tercatat tujuh saham nikel gugur di awal perdagangan pagi ini, Kamis (4/3/2021). Merosotnya saham-saham ini dipicu koreksi dalam harga nikel di pasaran global kemarin.

Ketujuh saham tersebut, yakni PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timas Tbk (TINS), PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) dan PT Harum Energy (HRUM).

Berikut daftar harga saham nikel, pukul 09.31 WIB

  1. INCO, -6,33% ke Rp 5.550, transaksi Rp 138,7 M

  2. ANTM, -5,56% ke Rp 2.550, transaksi Rp 626,8 M

  3. TINS, -4,68% ke Rp 1.935, transaksi Rp 92,6 M

  4. DKFT, -4,42% ke Rp 173, transaksi Rp 3,3 M

  5. HRUM, -3,70% ke Rp 5.850, transaksi Rp 25 M

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), INCO mencatatkan anjlok paling dalam di antara saham lainnya, yakni 6,33% ke posisi Rp 5.550/unit dengan nilai transaksi Rp 138,7 miliar.

Sementara itu, posisi kedua dan ketiga dihuni oleh dua emiten pelat merah, yakni ANTM dan TINS.

ANTM ambles 5,56% ke Rp 2.550/unit, dengan catatan transaksi sebesar Rp 626,8 miliar. Kemudian, TINS merosot 4,68% ke Rp 1.935/unit. Transaksi perdagangan saham TINS sebesar Rp 92,6 miliar.

TINS bersama dengan HRUM tercatat sudah lima hari berkubang di zona merah. Saham TINS mulai anjlok sejak Jumat pekan lalu (26/2), sebesar 3,90% ke Rp 2.220 unit.

Setali tiga uang, HRUM juga mulai ambles sejak jumat lalu, yakni sebesar 6,23% ke Rp 6.400/unit.

Anjloknya saham nikel pagi ini seiring anjloknya harga futures LME Nickle kontrak 3 bulan sebesar 4,13% ke posisi US$ 17.864/ton pada penutupan pasar kemarin (3/3), dari sebelumnya US$18.635/ton.

Selain itu, amblesnya saham nikel terjadi di tengah adanya kabar baik dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, yang berencana membentuk kolaborasi perusahaan raksasa baterai mobil listrik (Electric Vehicle/EV Battery).

Sebelumnya, Erick Thohir membawa kabar baik bagi investor, terutama pemilik saham emiten BUMN di bisnis nikel. Erick mengungkapkan kolaborasi perusahaan pelat merah dalam membentuk perusahaan raksasa baterai (EV battery) mobil listrik di Indonesia.

Tiga BUMN akan menggandeng perusahaan dari luar negeri untuk membangun pabrik tersebut. Tiga BUMN tersebut adalah PT PLN (Persero), Inalum dan PT Pertamina (Persero).

Ketiga BUMN ini akan menggandeng LG Energy Solution dan Contemporary Amperex Technology atau CATL. Proyek ini juga akan melibatkan anak usaha MIND ID atau Inalum yakni ANTM dan TINS.

"Ada yang namanya EV battery. Bagaimana policy pemerintah supaya bisa jadi produsen selain jadi market, bisa dijaga salah satunya nikel. Tak mau dikirim ke luar negeri raw material. Kami diberi kepercayaan, dimana PLN, Inalum, Pertamina akan membuat perusahaan baterai nasional partner dengan CATL dan LG," kata Erick dalam forum Economic Outlook 2021 yang digelar CNBC Indonesia, Kamis kemarin (25/2/2021).

Kementerian BUMN memang tengah membentuk Indonesia Battery Holding (IBH) untuk mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir.

Perusahaan holding yang terdiri dari empat BUMN antara lain MIND ID atau Inalum, Aneka Tambang, Pertamina, dan PLN ini ditargetkan bakal terbentuk pada Semester 1 2021 ini.

 


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Nikel Rekor, Saham Produsennya to The Moon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular