Kisah BNI Menapaki Badai Krisis 1997-2020

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
03 March 2021 15:07
Pelajaran Dari Krisis Moneter

Krisis berikutnya yang terjadi 12 tahun yang lalu tepatnya pada tahun 2008. Pasca 2005 sebenarnya ada masalah tersembunyi bagi finansial global, yakni kenaikan The Fed Funds Rate. Kenaikan bunga acuan ini menyebabkan pasar properti di Amerika Serikat runtuh.

Saat itu, sebanyak 3,9 juta rumah di Amerika Serikat (AS) tak laku dan pengajuan pembangunan rumah baru turun hingga 28%. %. Harga rumah sebagaimana dilaporkan National Association of Realtors turun 1,7% atau yang terparah dalam 11 tahun.

Kondisi ini berimbas ke bursa derivatif yakni subprime mortgage loan (KPR kelas dua). Lehman Brothers, yang dibangun tiga bersaudara Henry, Mayer, dan Emanuel Lehman adalah salah satu yang menjual KPR tersebut, yang telah dikemas ulang menjadi efek baru, yakni instrumen derivatif.

Awalnya, efek ini dibuat untuk menjadi alat lindung nilai (hedging) pasar properti, atau sama halnya dengan exchange traded fund (ETF) yang mengumpulkan efek dari berbagai aset agar risiko satu atau beberapa aset yang berkinerja buruk di dalamnya tertutupi oleh aset lain yang berkinerja baik.

Namun sayangnya, saat semua aset tersebut ambruk, Lehman pun kesulitan. Akhirnya, Lehman angkat tangan dan dinyatakan pailit pada 15 September 2008.

Mau tak mau, krisis ini sempat "mampir" ke Indonesia. Kurs rupiah pun terlempar ke Rp 12.600/dolar AS, setelah bertahun-tahun relatif stabil di bawah Rp 10.000/dolar AS.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat ambles hingga 60%, ke posisi 1.146. Meski begitu, secara historis dampak krisis subprime mortgage ke BNI ternyata cukup rendah.

Hal ini terbukti dari laba bersih pada 2008 meningkat menjadi Rp 1,22 triliun, naik 36% dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan laba pada 2009 meningkat 2 kali lipat menjadi Rp 2,48 triliun.

Dari sisi kredit, NPL neto malah membaik dari 4% pada 2007 menjadi 1,7% pada 2008 dan 0,8% pada 2009. BNI bahkan melakukan ekspansi dimana total aset tercatat meningkat dari Rp 183,34 triliun pada 2007 menjadi Rp 201,74 triliun pada 2008 dan Rp 227,5 triliun pada 2009.

Jumlah kantor cabang BNI juga menjadi 1.076 pada tahun 2009. Naik dibanding tahun sebelumnya yaitu tepatnya pada tahun 2207 yang hanya sebanyak 983 unit.

(dob/dob)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular