
Bukalapak Mau Dual Listing Nih, di BEI & Wall Street via SPAC

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan e-commerce Bukalapak dikabarkan sedang menjajaki rencana merger via Special Purpose Acquisition Company (SPAC) untuk mencatatkan saham perdana di bursa saham Amerika Serikat.
SPAC merupakan sebuah perusahaan yang didirikan secara khusus untuk menggalang dana melalui IPO dengan tujuan melakukan merger, akuisisi, atau pembelian saham perusahaan terhadap satu atau lebih perusahaan. Saat ini, penerapan SPAC sudah diterapkan di berbagai bursa global, salah satunya di Amerika Serikat.
Bloomberg menuliskan, Bukalapak dikabarkan sudah menunjuk perusahaan bank investasi untuk memuluskan rencana tersebut dan disebut-sebut sedang dalam tahap pembicaraan awal dengan beberapa perusahaan SPAC menurut sumber yang mengetahui rencana tersebut.
"Bukalapak dapat bernilai $ 4 miliar hingga $ 5 miliar dalam potensi merger SPAC," tulis Bloomberg, dikutip Rabu (3/3/2021).
Meski demikian, Bukalapak juga mempertimbangkan akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sebelum adanya kesekapatan dengan SPAC di AS.
"Pembahasan masih dalam tahap awal dan belum ada keputusan akhir yang dibuat," urai Bloomberg lebih lanjut.
Bukalapak adalah perusahaan e-commerce yang didirikan oleh Achmad Zaky, Nugroho Herucahyono, dan Muhamad Fajrin Rasyid pada 2010 lalu. Awalnya, Bukalapak adalah toko daring yang memungkinkan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UKM) mampu merambah ke dunia maya. Saat ini, Bukalapak sudah menampung 13,5 juta pelapak online dan 100 juta pengguna.
Pada November tahun lalu, Microsoft membentuk kemitraan strategis dengan perusahaan Indonesia dan melakukan investasi sebagai bagian dari kesepakatan tersebut. Investor lain di Bukalapak termasuk Jack Ma's Ant Group Co., sovereign wealth fund Singapura GIC Pte, Naver Corp. dan Standard Chartered Plc. Bukalapak bernilai $ 3,5 miliar menurut CB Insights.
Pandemi virus korona telah meningkatkan permintaan untuk e-commerce di negara terpadat keempat di dunia, di mana Bukalapak bersaing dengan saingan seperti Tokopedia yang didukung SoftBank Group Corp., Lazada Group dari Alibaba Group Holding Ltd. dan Shopee, sebuah unit dari Singapura- berbasis Sea Ltd.
CNBC Indonesia sudah menghubungi Head of Corporate Communication Bukapalak, Intan Wibisono. Namun, hingga berita ini ditayangkan, Intan belum memberikan respons.
(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Transaksi Tembus Rp40 T, Bukalapak Kok Masih Rugi Rp1 T?