Suku Bunga 0,1% Tetap Hingga 2024, Kurs Dolar Australia Turun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 March 2021 15:00
Australian dollars are seen in an illustration photo February 8, 2018. REUTERS/Daniel Munoz
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia melemah melawan rupiah pada perdagangan Selasa (2/3/2021) setelah bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) mempertahankan suku bunga acuannya.

Melansir data Refinitiv, dolar Australia melemah 0,37% ke Rp 11.030,11/AU$ di pasar spot. RBA dalam pengumuman kebijakan moneter hari ini mengumumkan mepertahankan suku bunga sebesar 0,1%, terendah sepanjang sejarah. RBA juga belum mengindikasikan akan mengubah suku bunganya dalam waktu dekat, meski perekonomian Australia mulai membaik.

National Australia Bank (NAB) dalam proyeksi terbarunya menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Negeri Kanguru menjadi 5% di tahun ini.

"Kami merevisi perkiraan produk domestik bruto (PDB) tahun 2021 menjadi 5% dari sebelumnya 4,5%, dan untuk tahun 2022 sebesar 3,9%," kata ekonom Tonu Kelly, ekonom NAB sebagaimana dilansir ABC, Rabu (24/2/2021).

Tanpa ada perubahan panduan kebijakan, dolar Australia pun melemah.

"Kebijakan moneter yang ditetapkan saat ini terus membantu perekonomian dengan bunga pinjaman yang murah," kata Gubernur RBA, Philip Lowe, sebaimana dilansir News.com.au, Selasa (2/3/2021). 

Lowe juga mengatakan suku bunga masih akan tetap rendah sampai inflasi mencapai target 2% sampai 3%. 

"Dewan Gubernur tidak akan menaikkan suku bunga sampai inflasi aktual secara substansial berada di dalam rentang 2% sampai 3%," kata Lowe.

Menurut Lowe, agar itu tercapai, pertumbuhan gaji harus lebih tinggi dari saat ini. Dan agar pertumbuhan bisa gaji bisa lebih tinggi maka pasar tenaga kerja perlu perbaikan lebih lanjut, hingga menjadi ketat.

Biro Statistik Australia pada Kamis (18/2/2021) lalu melaporkan tingkat pengangguran turun 6,4% di bulan Januari, dari bulan sebelumnya 6,6%. Tingkat pengangguran tersebut merupakan yang terendah sejak April 2020.

Selain itu, sepanjang bulan Januari terjadi perekrutan tenaga kerja sebanyak 29.100 orang. Artinya, perekonomian Australia mulai bergeliat setelah mengalami resesi terparah sepanjang sejarah akibat serangan virus corona (Covid-19).

Namun penurunan tingkat pengangguran masih belum cukup, sebab Dewan Gubernur RBA melihat kondisi pasar tenaga kerja yang ketat tidak akan tercapai hingga tahun 2024. Artinya suku bunga rendah masih akan ditahan hingga 3 tahun ke depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi-Lagi Karena China, Dolar Australia Berjaya Lawan Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular