IHSG Jebolin 6.300, Diam-diam 'Bandar Besar' Lepas 10 Saham!

tahir saleh, CNBC Indonesia
02 March 2021 06:10
aktivitas karyawan BEI
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah gagal tembus 6.300 di akhir perdagangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya mampu menyentuh angka psikologis 6.300 di awal Maret, Senin (1/3/2021). Indeks acuan Bursa Efek Indonesia (BEI) ini naik 1,55% ke posisi 6.338,51.

Data BEI mencatat, ada 309 saham naik, 161 saham merosot dan 167 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 13,98 triliun dan volume perdagangan mencapai 24,56 miliar saham serta frekuensi mencapai 1,36 juta kali.

Investor asing pasar saham masuk ke Indonesia dengan catatan beli bersih mencapai Rp 128,62 miliar di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 62,84 miliar.

Dengan demikian IHSG sudah naik 8,12% dalam sebulan terakhir dan juga naik 6,71% secara tahun berjalan atau year to date.

Meski IHSG melesat, tapi pada perdagangan kemarin, asing ramai-ramai merealisasikan keuntungan di pasar reguler.

10 To Net Foreign Sell (Reguler) Senin (1/3)

1. Astra International (ASII), net sell Rp 215 M, saham +3,70% Rp 5.600

2. Sarana Menara (TOWR), Rp 67 M, saham -3,16% Rp 1.225

3. Ciputra Development (CTRA), Rp 45 M, saham +6,49% Rp 1.230

4. Adaro Energy (ADRO), Rp 40 M, saham +0,42% Rp 1.185

5. Media Nusantara (MNCN), Rp 37 M, saham -1,76% Rp 1.115

6. Semen Indonesia (SMGR), Rp 24 M, saham +4,66% Rp 10.675

7. Gudang Garam (GGRM), Rp 21 M, saham +0,27% Rp 36.600

8. Indofood Sukses (INDF), Rp 19 M, saham +0,83% Rp 6.100

9. Summarecon Agung (SMRA), Rp 16 M, saham +8,48% Rp 895

10. Telkom (TLKM), Rp 16 M, saham flat Rp 3.490

NEXT: Sentimen ASII hingga properti

Menariknya, saham saham properti yang terdorong positif kebijakan pembebasan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) dalam 6 bulan ke depan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani justru dilego asing kendati sahamnya melesat.

Saham CTRA yang dilepas asing di urutan ketiga, kemarin diperdagangkan sebesar Rp 202,36 miliar dengan volume perdagangan 162 juta saham. Kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 22,83 triliun.

Dalam sebulan terakhir atau 30 perdagangan terakhir, saham CTRA naik 37% dan year to date juga naik 37,53%.

Saham Summarecon Agung juga dilepas asing Rp 16 miliar kendati sahamnya melesat 8,48% di posisi Rp 895/saham. Saham SMRA sudah melesat 29% dalam sebulan terakhir dan year to date naik 6% dengan kapitalisasi pasar Rp 12,91 triliun.

Kemarin (1/3/2021), Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan pembebasan PPN. Sebelumnya perlakuan PPN penjualan rumah hanya diberlakukan terhadap properti primary, atau dijual oleh pengembang ke konsumen dengan mencapai 10%.

Mekanisme pemberian insentif PPN dari Menteri Keuangan Sri Mulyani yakni 100% ditanggung pemerintah atas rumah tapak atau rumah susun dengan harga jual paling tinggi Rp 2 miliar dan 50% ditanggung pemerintah atas rumah tapak atau rumah susun dengan harga jual di atas Rp 2 miliar sampai 5 miliar.

"Berlaku selama 6 bulan mulai 1 Maret 2021 sampai 31 Agustus 2021," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers.

Sebelumnya sektor properti juga diguyur relaksasi dari Bank Indonesia (BI). Otoritas moneter ini memberikan pembebasan DP 0% bagi Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pembebasan uang muka ini dilakukan melalui pelonggaran Loan to Value (LTV) dan Financing to Value (FTV) sebesar 100% untuk kredit properti.

Adapun ASII, emiten dengan catatan jual bersih terbesar kemarin, sudah menyampaikan pembagian dividen kepada pemegang saham.

Presiden Direktur ASII Djony Bunarto Tjondro mengungkapkan perseroan tetap akan membagikan dividen meski pendapatan dan laba bersih pada 2020 turun. Dividen final ditetapkan sebesar Rp 87 per saham dari 2019 sebesar Rp157/ saham.

Besaran ini akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan [RUPST] pada April 2021.

Usulan dividen final tersebut dan dividen interim Rp 27 per saham sedikit lebih rendah dari dividen interim pada 2019 sebesar Rp 57 per saham yang telah dibagikan pada Oktober 2020. Dengan demikian, maka total dividen pada 2020 sebesar Rp 114 per saham, turun Rp100 dari 2019 yang sebesar Rp214/saham.

Tahun lalu, ASII mencatatkan pendapatan bersih minus 26,2% menjadi sebesar Rp 175,046 triliun, turun dari pendapatan pada 2019 Rp 237,166 triliun.

Perseroan pun mendapatkan keuntungan penjualan investasi pada PT Bank Permata Tbk. (BNLI) sebesar Rp 5,88 triliun yang menjadi faktor penambah pendapatan.

Adapun laba bersih ASII turun 25,53% menjadi Rp 18,57 triliun dari tahun 2019 yang laba bersih Rp 21,7 triliun.

Tanpa memasukkan keuntungan penjualan saham BNLI, maka laba bersih Astra terpangkas 53% secara tahunan menjadi Rp 10,3 triliun.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular