Ini 9 Kabar Penting untuk Cari Cuan, Saat Covid-19 Turun

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
01 March 2021 08:40
Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

5. Beli Rumah DP Nol Persen, Bos BCA Wanti-wanti soal Ini!

Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Jahja Setiaatmadja menyebutkan relaksasi kebijakan pemberian uang muka (down payment/DP) 0% atas pembiayaan kredit properti dan kendaraan yang diberikan oleh regulator harus diberikan dengan bijaksana oleh perbankan.

Menurut Jahja, pemberian fasilitas ini harus disesuaikan dengan kemampuan nasabah. "Tetapi yang bijaksana dari pemerintah itu boleh, bukan harus, artinya kita sebagai bank yang memastikan kredit itu kan mengukur dan melihat kemampuan nasabah," kata Jahja dalam konferensi pers virtual, Jumat (26/2/2021).

Selain mempertimbangkan kemampuan nasabah, adanya fasilitas ini juga harus mempertimbangkan kemampuan perbankan.

"Kita lihat bisa 0% tapi dengan persyaratan, dan kita juga bisa," terangnya.

6. Konglomerat Sri Prakash Caplok Tambang Emas Rp 300 M

Emiten bahan baku industri tekstil, PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR) menyelesaikan akuisisi mayoritas saham PT Cikondang Kancana Prima (CKP), perusahaan tambang dan pengolahan emas di Cianjur, Jawa Barat.

"Pada 28 Desember 2020, kami sudah menyampaikan Keterbukaan Informasi dan Fakta Material tentang penandatanganan Perjanjian Jual Beli Bersyarat pada 23 Desember 2020 untuk mengambilalih 80% kepemilikan saham di CKP dari pemegang sahamnya yang ada," kata Presiden Direktur INDR, Vishnu Swaroop Baldwa, dalam keterbukaan informasi di BEI, Jumat (26/2/2021).

"Bersama dengan dokumen terkait lainnya untuk melengkapi dan memberlakukan pengambilalihan. Penyelesaian transaksi ini telah tercapai pada 24 Februari 2021," jelasnya.

7. Pendapatan Drop di 2020, Laba INCO Melesat 44% Jadi Rp 1,2 T

Laba emiten nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencapai US$ 82,82 juta atau setara dengan Rp 1,16 triliun (kurs Rp 14.000/US$) di tahun pandemi 2020, naik 44,28% dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar US$ 57,40 juta atau setara Rp 804 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi di Bursa efek Indonesia (BEI), Jumat (26/2/2021), pendapatan turun 2,2% menjadi US$ 764,74 juta atau setara dengan Rp 10,71 triliun dari tahun sebelumnya US$ 782,01 juta atau setara Rp 11 triliun.

Ekuitas perusahaan naik tajam menjadi US$ 2,02 miliar dari US$ 1,92 miliar, sementara kewajiban naik tak signifikan menjadi US$ 294,27 juta dari US$ 280,99 juta.

8. Naik Tak Wajar, BEI Awasi Saham GDYR & 3 Bank Mini

Saham emiten pembuat ban mobil, PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) pada Kamis (25/2/2021) kemarin masuk pengawasan Bursa Efek Indonesia (BEI) karena bergerak di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).

Pada penutupan perdagangan sesi I Jumat (26/2/2021), saham GDYR kembali melesat 2,57% ke level Rp 2.790/unit. Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham GDYR hari ini mencapai Rp 9,1 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,9 juta lembar saham. Investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) di saham GDYR melalui pasar reguler sebesar Rp 10,52 juta.

Selama sepekan terakhir, memang saham GDYR sudah melesat sangat tinggi, yakni hingga hampir menyentuh 100% atau lebih tepatnya 99,29%. Bahkan, selama sebulan terakhir, saham GDYR juga telah melesat 97,87%.

9. Rogoh Rp 3,15 T, GIC Singapura Masuk ke Bank Jago

Dana abadi atau Sovereign Wealth Fund asal Singapura GIC Private Limited akan masuk menjadi pemegang saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) melalui skema Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II alias rights issue.

GIC rencananya merogoh kocek sampai Rp 3,15 triliun untuk mengeksekusi HMETD sebanyak 1,19 miliar unit. Hal tersebut terungkap dalam prospektus yang diterbitkan oleh Bank Jago dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (26/2/2021).

Dalam prospektus tersebut dinyatakan bahwa Bank Jago akan menerbitkan 3 miliar saham baru di harga eksekusi Rp 2.350 per saham. Bila semua HMETD dilaksanakan, maka Bank Jago akan meraih dana segar Rp 7,05 triliun. Setiap pemilik 579 saham lama Perseroan akan memperoleh 160 HMETD, yang bisa dieksekusi menjadi saham baru.

(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular