Terkuak! Rencana Besar Bank Jago Usai Disuntik SWF Singapura

Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 February 2021 11:50
Konferensi Pers Bank Jago, 26 Februari 2021/Monica Wareza/CNBC
Foto: Konferensi Pers Bank Jago, 26 Februari 2021/Monica Wareza/CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Jago Tbk (ARTO) bakal segera merealisasikan penerbitan saham baru dengan mekanisme Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu II atau rights issue.

Rencananya perusahaan akan menerbitkan sebanyak 3 miliar saham baru di harga eksekusi Rp 2.350/saham. Bila semua HMETD dilaksanakan, maka Bank Jago akan meraih dana segar Rp 7,05 triliun.

Direktur Utama Bank Jago Kharim Indra Gupta Siregar mengatakan tahun ini perusahaan berfokus pada ekspansi bisnis dengan berkolaborasi dengan ekosistem digital, ketimbang melakukannya secara konvensional. Sehingga mayoritas dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk pengembangan tersebut.

"Kalau di luar cepat sekali perkembangan Bank Jago dari BUKU 1 di 2019 lalu jadi BUKU 2 di 2020 dan BUKU 3 di 2021. Nanti 97% dana hasil rights issue akan digunakan untuk ekspansi bisnis dengan kolaborasi dengan ekosistem digital dan jalankan pembiayaan," kata Kharim di kantornya, Jumat (26/2/2021).

Dia menjelaskan, tahun ini ekspansi bisnis ini akan dilakukan dengan meluncurkan aplikasi khusus yang menargetkan nasabah individu. Nantinya aplikasi tersebut akan berkolaborasi dengan ekosistem digital yang sudah bekerja sama dengan perusahaan saat ini.

Perusahaan juga menargetkan untuk mulai melakukan penyaluran kredit dan pembiayaan, yang berfokus kepada sektor small-medium enterprise (SME), personal loan dan korporasi.

"Kami melihat juga strategi jangka panjang untuk membuka unit usaha syariah (UUS). Kelanjutannya berencana untuk meluncurkan aplikasi Jago Syariah, " terang dia.

Sedangkan 2% dari dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk pengembangan infrastruktur teknologi informasi perusahaan. Sisanya untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM).

SWF Singapura

Dana abadi atau Sovereign Wealth Fund asal Singapura GIC Private Limited akan masuk menjadi pemegang saham Bank Jago melalui rights issue ini.

GIC rencananya merogoh kocek sampai Rp 3,15 triliun untuk mengeksekusi HMETD sebanyak 1,19 miliar unit.

Dalam aksi korporasi ini PT Metamorfosis Ekosistem Indonesia (MEI) yang dikendalikan oleh bankir senior Jerry Ng memiliki hak 1,129 miliar HMETD. Namun, MEI yang merupakan pemegang 37,65% saham ARTO, berencana hanya melaksanakan 42,6 juta HMETD senilai Rp 100,11 miliar.

Berikutnya Gopay atau PT Dompet Karya Anak Bangsa sebagai pemilik 22,16% saham ARTO, memiliki 664,8 juta HMETD. Namun Gopay hanya akan melaksanakan 560 juta HMETD senilai Rp 1,316 triliun.

Sisa porsi HMETD dari MEI dan Gopay yang tidak dieksekusi akan diserap oleh GIC dengan jumlah 1,19 miliar unit.

Sementara itu, Wealth Track Technology Limited (WTT) sebagai pemilik 13,35% saham ARTO hanya akan mengeksekusi 170 juta HMETD senilai Rp 339,5 miliar. WTT yang dikendalikan oleh pengusaha Sugito 'Patrick' Waluyo tidak mengeksekusi 230,5 juta rights yang dimiliki. Namun belum ada informasi kepada siapa rights ini dialihkan.

Sebagai informasi cum date rights issue dijadwalkan pada 4 Maret untuk pasar reguler dan negosiasi dan 8 Maret untuk pasar tunai.

Masa perdagangan HMETD pada 10-17 Maret 2021 dan masa pelaksanaan HMETD juga pada tanggal yang sama. Bank Jago sebelumnya bernama Bank Arto Indonesia milik keluarga Arto Hardy yang diakuisisi oleh Jerry Ng dan Patrick Walujo.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Transaksi Jumbo Rp1,2 T, GoPay Beli Saham Bank Jago Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular