
IHSG Ambles, Asing Borong Saham & Telkom Paling Banyak

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka terkapar pada perdagangan akhir pekan Jumat (25/2/21). Indeks acuan bursa nasional tersebut dibuka terkoreksi lebih dari 1%.
Selama 10 menit perdaganganĀ berlangsung, IHSG lanjut anjlok 1,26% ke level 6.203, terpengaruh amblesnya bursa Paman Sam.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi IHSG pada pukul 10:00 WIB sudah mencapai Rp 5,38 triliun. Tercatat 118 saham menguat, 305 saham melemah, dan sisanya 163 stagnan.
Di tengah pelemahan bursa saham nasional, investor asing malah masuk dan memborong beberapa saham dengan total pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 228.8 miliar di pasar reguler.
Adapun saham-saham yang diborong oleh investor asing pada perdagangan sesi I pukul 10:00 WIB hari ini adalah
Tercatat, investor asing masih terus memborong saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), di mana asing membeli saham TLKM sebesar Rp 107,3 miliar pada pagi hari ini. Walaupun diborong asing, namun saham TLKM terkoreksi pada pagi hari ini, yakni melemah 0,29% ke level Rp 3.480/unit.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham TLKM telah mencapai Rp 180,4 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 52,1 juta lembar saham. Selama sepekan, asing telah memborong saham TLKM sebanyak Rp 1,24 triliun di pasar reguler.
Selanjutnya, di posisi kedua ada salah satu saham bank himbara, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang kembali diborong oleh asing sebesar Rp 71,3 miliar. Saham BBRI sendiri masih menguat 0,21% ke posisi Rp 4.740/unit pada pukul 10:00 WIB.
Nilai transaksi saham BBRI pun sudah mencapai Rp 277,3 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan pagi ini sebanyak 58,9 juta lembar saham.
Berikutnya di posisi ketiga diduduki oleh saham bank pemerintah, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang juga diborong oleh asing sebanyak Rp 33,3 miliar. Saham BBTN pagi ini cenderung stagnan di level Rp 2.110/unit
Adapun nilai transaksi saham BBTN pagi ini mencapai Rp 83 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan pagi ini sebanyak 39,6 juta lembar saham.
Pelemahan IHSG disebabkan dari amblesnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan Kamis (25/2/2021) waktu setempat.
Penyebab utama bursa saham AS ambles masih sama yaitu kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS. Imbal hasil nominal untuk US Treasury tersebut kini sudah tembus 1,5% sekaligus menjadi level tertinggi dalam satu tahun.
Kenaikan yield tersebut membuat harga saham berjatuhan karena dua hal. Yield yang lebih tinggi ini merefleksikan ekspektasi inflasi yang tinggi sebagai akibat dari pulihnya permintaan dan ekonomi.
Dengan yield yang tinggi maka biaya pinjaman (borrowing cost) menjadi lebih mahal terutama untuk saham-saham di sektor teknologi yang aktif melakukan ekspansi lewat pembiayaan utang.
Kedua, kenaikan yield kini sudah melampaui dividend yield dari indeks S&P 500. Ini yang membuat pasar akhirnya goyang lagi. Padahal selama ini saham merupakan aset yang lebih berisiko tetapi kini imbal hasilnya malah lebih rendah dari obligasi sehingga menjadi kurang menarik.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500