Bukan Bunga, Bos BRI Ungkap Kunci Pertumbuhan Kredit Nasional

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
25 February 2021 16:00
Direktur Utama Bank BRI, Sunarso dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook dengan tema
Foto: Direktur Utama Bank BRI, Sunarso dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook dengan tema " Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia 2021". (Tangkapan layar CNBC TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menargetkan pertumbuhan kredit bisa berada di kisaran 7% tahun ini.

"Di tengah pandemi kredit nasional tumbuh negatif 2,42% sementara BRI tumbuh 3,9%. Pertumbuhan di mana, mikro 14,2%, konsumer 2%, menengah -1%, korporasi -1%, korporasi BUMN -23%," ujar Direktur Utama Bank BRI, Sunarso dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2021 di Jakarta, Kamis (25/2/2021).

Menurutnya, agar pertumbuhan kredit perbankan nasional meningkat maka konsumsi dan daya beli masyarakat harus ditingkatkan "Mari fokus. supaya daya beli naik gimana, harus dikasih pekerjaan kemdian dapat upah agar supaya belanja," ujar Sunarso.

Menurutnya, krisis yang terjadi saat ini memang belum pernah dialami. Tak bisa dipungkiri menurutnya pandemi menjadi sesuatu yang menantang dan berat.

"Krisis yang dahulu imbas ke korporasi yang sekarang UMKM. Dalam rangka mempertahankan ekonomi BRI akan fokus untuk selamatkan UMKM," imbuhnya.

Dia mencatat, BRI sudah merestrukturisasi kredit UMKM sebesar Rp 170 triliun hingga September 2020. Angka tersebut atas nama 2,9 juta nasabah.

Dia juga mengatakan terkait tantangan dalam menumbuhkan kredit memang bukanlah menurunkan suku bunga. Data sebelum tahun 2015, lanjutnya, dengan suku bunga 22% kredit tumbuh 22-25%.

Penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang jumlahnya mencapai ratusan triliun, bunganya pernah diturunkan menjadi 7%, di mana angka tersebut yang dibayarkan nasabah dan sisanya merupakan subsidi.

"Secara total, (suku bunga) 15% turun dari 22%. Ketika subsidi bunga 7% itulah pertumbuhan kredit tidak pernah sampai double digit. Hanya 8%. Pernah double digit 2018, artinya harus disimpulkan pertumbuhan kredit tidak semata-mata didorong oleh penurunan suku bunga," jelasnya.

Sebelumnya, sepanjang tahun 2020 lalu BRI telah menurunkan 75 bps - 150 bps, bahkan khusus untuk restrukturisasi keringanan suku bunga, BRI menurunkan antara 300 bps - 500 bps.

Penurunan suku bunga ini salah satunya disebabkan oleh penurunan biaya dana (cost of fund) dimana hingga akhir Desember 2020 COF BRI tercatat sebesar 3,22 persen atau turun sebanyak 36 basis point dibandingkan dengan COF BRI pada akhir Desember 2019.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Web Pasar BRI, Inovasi Dorong Aktivitas Penjual & Pembeli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular