
Berkat Pak Ketua, Rupiah Perkasa!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Tingginya risk appetite pelaku pasar membuat arus modal mengalir deras ke negara berkembang Asia, tidak terkecuali Indonesia.
Pada Kamis (25/2/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.080 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya atau stagnan.
Beberapa menit kemudian rupiah menguat. Pada pukul 09:11 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.070 di mana rupiah menguat tipis 0,07%.
Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot dengan apresiasi tipis 0,07% di hadapan dolar AS. Adalah paparan Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome 'Jay' Powell di depan Komite Perbankan Senat yang membuat rupiah punya energi untuk menguat.
Hari ini situasinya pun serupa. Giliran Powell memaparkan kondisi ekonomi terkini dan arah kebijakan moneter di hadapan Komite Jasa Keuangan House of Representatives.
Pernyataan Powell hampir sama seperti kemarin. Intinya perekonomian Negeri Paman Sam masih menghadapi tantangan yang tidak ringan karena pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) dan tekanan inflasi sepertinya belum akan datang dalam waktu dekat. Oleh karena itu, kebijakan moneter ultra-longgar tetap menjadi opsi utama.
"Kami jujur saja bahwa tantangan masih berat. Kami tidak akan menaikkan suku bungan acuan sampai ada tanda-tanda inflasi menuju target 2%. Kita bisa mencapai itu, kita akan menuju ke sana. Namun mungkin butuh waktu lebih dari tiga tahun," ungkap Powell, sebagaimana dikutip dari Reuters.
Halaman Selanjutnya --> Vaksin J&J Siap Meluncur
Ucapan Powell memberi konfirmasi bahwa tren suku bunga rendah di Negeri Adidaya akan bertahan lebih dari tiga tahun lagi. Suku bunga rendah akan merangsang ekonomi untuk tumbuh dan bangkit dari dampak pandemi virus corona. Ini melahirkan optimisme bahwa dunia belum berakhir, masa depan yang gilang-gemilang bukan sekadar pepesan kosong.
"Apalagi sekarang sudah ada vaksin anti-virus corona. Pasar saham akan semakin kuat," ujar Richard Saperstsein, Chief Investment Officer di Treasury Partners, seperti dikutip dari Reuters.
Ya, ada kabar baik seputar pengembangan vaksi anti-virus corona. Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (US FDA) menyatakan bahwa vaksin Covid-19 bikinan Johson&Johnson aman untuk digunakan oleh masyarakat.
Vaksin Johnson&Johnson agak unik, karena hanya butuh satu dosis. Kemungkinan FDA akan akan memberi izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) terhadap vaksin Johnson&Johnson pekan ini.
Berbagai berita ini membuat investor bersemangat. Dini hari tadi waktu Indonesia, bursa saham New York menguat tajam di mana indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melesat 1,35%, S&P 500 melonjak 1,14%, dan Nasdaq Composite terangkat 0,99%.
Wall Street yang ijo royo-royo akan membuat pasar keuangan Asia ikut semarak. Arus modal asing akan deras mengalir ke pasar saham dan obligasi, tidak terkecuali di Indonesia. Ini akan menjadi modal bagi rupiah untuk melaju di jalur hijau.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Sedang Tak Berharga, Dolar Makin Banyak 'Dibuang'
