
Rupiah Menguat Sih, Tapi Kurang Meyakinkan Nih...

Nah, pernyataan Powell memiliki dua arti. Pertama, kebijakan moneter ultra-longgar akan tetap diterapkan sehingga likuiditas di pasar melimpah-ruah. 'Uang murah' ini akan mendorong mentalitas 'beli, beli, beli' sehingga mendongrak harga berbagai aset keuangan.
"Susah untuk bersikap bearish. Ketakutan yang ada hanyalah takut 'ketinggalan kereta'," ujar Dennis Dick, Head of Market Structure di Bright Trading LLC, seperti dikutip dari Reuters.
Namun di sisi lain, ingat juga bahwa Powell bilang kalau pemulihan ekonomi masih panjang dan lama. Ekonomi belum pulih merata, masih pincang.
Ini yang membikin pelaku pasar juga bersikap hati-hati. Risiko masih tinggi sehingga masih perlu hati-hati.
Sepertinya yang kedua ini berlaku buat rupiah. Investor masih menyimpan kehati-hatian, belum mau terlalu agresif, sehingga aset-aset berbasis rupiah kurang diminati.
Ini terlihat di lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) kemarin. Pemerintah melelang enam seri sukuk dan penawaran yang masuk 'hanya' Rp 24,24 triliun. Dari jumlah tersebut, pemerintah memenangkan Rp 4,99 triliun. Minimnya hasil lelang ini membuat pemerintah harus menggelar lelang tambahan alias greenshoe option.
Di pasar saham, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0,09% pada pukul 09:08 WIB. Investor asing membukukan jual bersih Rp 42,63 miliar di pasar reguler.
Seretnya arus modal di pasar keuangan Indonesia membuat rupiah terobang-ambing. Sepertinya laju rupiah tidak akan mulus hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
