Bukan BANK, Ini Jawara Saham IPO 2021, Hati-hati Nyungsep!

Putra, CNBC Indonesia
24 February 2021 08:08
Dok Bank Net Syariah
Foto: Dok Bank Net Syariah

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pelaku pasar modal dalam negeri kembali dibuat geger pada perdagangan Selasa kemarin (24/2/21). Hal ini disebabkan harga saham PT Bank Net Syariah Indonesia Tbk (BANK) kembali melesat kencang mendekat level tertinggi yang diizinkan oleh regulator (ARA) alias auto reject atas, kenaikan 25% dalam sehari).

Harga saham BANK terapresiasi hingga 21,49% ke level harga Rp 1.470/unit pada perdagangan kemarin.

Kenaikan harga saham BANK ini membuat pasar modal geger sebab, saham BANK sudah terbang 13 hari berturut-turut, bahkan sejak melantai pertama kali di harga Rp 103/unit, tercatat saham BANK tidak pernak ditutup terkoreksi.

Bahkan setelah bursa menyatakan adanya Unusual Market Activity (UMA) dan melakukan suspensi terhadap saham BANK selama 2 kali, hal ini tetap saja tidak dapat menghentikan laju saham BANK yang sudah melesat 1.327,18% sejak pertama kali melantai.

Ternyata fenomena melesatnya saham IPO bukan kali ini saja terjadi, sebelumnya saham IPO memang doyan terbang kencang meskipun tentunya jarang ada yang apresiasinya secepat saham BANK.

Di tahun 2021 ini juga fenomena yang terjadi masih sama dimana saat ini sudah ada 7 emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan seluruhnya sukses melesat kencang.

Simak tabel berikut.

Ternyata meskipun sudah melesat hingga ribuan persen, jawara saham yang baru melantai tidak jatuh ke pada BANK melainkan jatuh kepada PT DCI Indonesia Tbk (DCII) yang sudah terbang 2.810,71% sejak melantai.

Perusahaan yang pertama kali melantai sejak 6 Januari di harga Rp 420/unit ini terakhir ditutup di harga Rp 12.225/unit meskipun saham DCII sudah 2 pekan tidak diperdagangkan karena disuspensi bursa setelah dianggap sudah naik kencang secara tidak wajar.

Saat itu DCII melepas sebanyak 357,56 juta saham baru yang setara dengan 15% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan, dengan harga penawaran sebesar Rp 420/saham. Dengan IPO ini, emiten data center ini meraih dana sebesar Rp 150,17 miliar.

CEO DCI Indonesia, Toto Sugiri mengatakan, langkah perusahaan masuk bursa melalui IPO merupakan bagian dari strategi perseroan.

Ia optimistis, prospek bisnis data center yang digeluti perseroan di tengah pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang sedang melesat, ditambah teknologi cloud yang tumbuh secara eksponensial, yang telah mendorong permintaan terhadap fasilitas data center hyperscale di Indonesia akhir-akhir ini.

"Pasar data center ini diperkirakan memiliki total kapasitas 72,5 MW sampai akhir tahun 2020 dan menurut proyeksi Structure Research akan terus bertumbuh dengan CAGR [rerata pertumbuhan tahunan] sebesar 22,3% selama lima tahun ke depan," ujarnya, dalam keterangan pers, Rabu (6/1/2021).

Sedangkan saham IPO dengan kenaikan paling moderat dibukukan oleh PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) yang hanya mampu naik 20% ke level harga Rp 216/unit.

Kenaikan saham-saham yang baru melantai memang sering terjadi bagi saham-saham yang melantai di BEI sebab saham-saham yang beredar di pasar tidak menyebar rata ke para investor dan hanya dikuasai oleh segelintir individu atau kelompok saja sehingga harganya mudah digerakkan naik (cornering) alias aksi goreng saham.

Maka dari itu para investor ritel harap berhati-hati dalam bertransaksi di saham-saham IPO karena apabila sang 'oknum penguasa barang beredar' sudah puas mendistribusikan barangnya, bukan tidak mungkin harga saham akan dibanting turun.

Tentu saja keputusan investasi di tangan Anda semua, bekali diri dengan pengetahuan investasi yang memadai, dan tentu saja melihat kembali prospek bisnis dan kinerja keuangan atas emiten yang akan dibeli sahamnya.

Selamat berinvestasi.....

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Disuntik Vaksin Corona, Bursa RI Siap-siap ke 6.500

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular