
Saham Teknologi Berguguran, Nasdaq Dibuka Anjlok 394 Poin

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka melemah pada Selasa (23/2/2021), menyusul ambruknya saham-saham teknologi di tengah kekhawatiran kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan peralihan ke saham siklikal.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 71,3 poin (+0,23%) pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan 20 menit kemudian menjadi minus 111 poin (-0,35%) ke 31.410,69. S&P 500 turun 41 poin (-1,06%) ke 3.835,47 dan Nasdaq anjlok 394,9 poin (-2,92%) ke 13.138,13.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq kemarin mencetak koreksi mingguan masing-masing sebesar 0,7% dan 2,5%. Sementara itu, Dow Jones masih bisa mencetak reli, meski tipis, yakni sebesar 0,09% berkat reli saham sektor perjalanan seperti maskapai dan kapal laut.
Indeks Nasdaq terkoreksi besar karena anjloknya saham Apple dan Tesla sementara indeks S&P 500 melemah karena investor khawatir melihat kenaikan yield obligasi acuan pemerintah AS yang hari ini mencapai 1,37% (28 basis poin/bp atau 0,28 poin persen) sepanjang Februari.
"Semakin tinggi imbal hasil obligasi pemerintah AS, semakin cepat pula investor memutar portofolionya, dari saham teknologi ke saham konstituen indeks Russel 2000 serta Dow Jones," tutur analis senior OANDA Edward Moya dalam laporan riset yang dikutip CNBC International.
Dalam perkembangan terbaru, Facebook mencapai kesepakatan dengan pemerintah Australia dan akan memulihkan laman berita Negeri Kanguru di aplikasi tersebut.
Pasar obligasi masih akan menarik perhatian pemodal terutama karena Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell malam ini (WIB) akan memulai pidatonya di depan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Kongres AS.
Bos bank sentral terkuat di dunia ini tengah mempertahankan sikap kerasnya bahwa kenaikan suku bunga acuan belum akan diambil. Meski demikian, komentar terbaru terkait itu masih akan dinanti karena ada potensi inflasi akan meninggi tatkala stimulus US$ 1,9 triliun dicairkan.
Kekhawatiran seputar inflasi meningkat beberapa pekan ini setelah muncul perdebatan politik mengenai perlu-tidaknya stimulus lanjutan setelah kasus baru Covid-19 terus menurun berkat vaksinasi.
Investor juga akan memantau data keyakinan konsumen dan harga rumah, sementara emiten peritel Home Depot dan Macy's akan melaporkan kinerja keuangannya sebelum pembukaan pasar nanti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Rilis Kinerja Nvidia, Nasdaq & S&P500 Tergelincir