Internasional

Aminkan Ya Guys, Biden-Xi Jinping Diramalkan Segera Mesra

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
23 February 2021 11:48
FILE - In this Dec. 4, 2013, file photo, Chinese President Xi Jinping, right, shakes hands with then U.S. Vice President Joe Biden as they pose for photos at the Great Hall of the People in Beijing. As Americans celebrate or fume over the new president-elect, many in Asia are waking up to the reality of a Joe Biden administration with decidedly mixed feelings. Relief and hopes of economic and environmental revival jostle with needling anxiety and fears of inattention. The two nations are inexorably entwined, economically and politically, even as the U.S. military presence in the Pacific chafes against China’s expanded effort to have its way in what it sees as its natural sphere of influence. (AP Photo/Lintao Zhang, Pool, File)
Foto: Presiden China Xi Jinping (kanan) berjabat tangan dengan Wakil Presiden AS Joe Biden (4/12/2020). (AP/Lintao Zhang)

Jakarta, CNBC Indonesia - Standard Chartered Bank optimis pada hubungan Amerika Serikat dan China, mengharapkan hubungan antara kedua negara meningkat dan membaik dalam 12 hingga 24 bulan mendatang.

Kepala Strategi dan Kepala Penelitian Global StandChart Eric Robertsen, mengatakan meskipun Presiden AS Joe Biden dan timnya berfokus pada peningkatan pertumbuhan domestik, mereka menyadari bahwa penting untuk menciptakan kondisi agar perdagangan global berkembang.

"Saya melihat beberapa area yang berpotensi memiliki kesamaan antara AS dan China, iklim menjadi salah satunya. Ini adalah satu bidang di mana kedua negara dapat membuat komitmen yang signifikan untuk perbaikan dan yang mungkin meletakkan dasar untuk lebih banyak kompromi di bidang lain," katanya pada Senin (22/2/2021), dikutip dari CNBC International.

"Saya relatif optimis bahwa selama 12 hingga 24 bulan, Anda akan melihat narasi yang lebih baik tentang hubungan AS dan China."

Selain itu, Robertsen mencatat bahwa kecil kemungkinan pemerintahan Biden akan menggunakan mata uang sebagai alat untuk mempengaruhi agenda perdagangannya. Namun Robertsen tidak berpikir AS akan meninggalkan beberapa taktik yang digunakan oleh pemerintahan Trump sebelumnya.

"Tim Biden telah menjelaskan dengan sangat jelas bahwa mereka menganggap strategi tarif itu salah. Meski begitu, saya rasa mereka juga tidak akan membalikannya besok," lanjutnya, menambahkan AS akan menggunakannya sebagai bagian dari strategi negosiasi yang lebih luas.

"Kami percaya bahwa pemerintahan Trump menggunakan label manipulator mata uang ini sebagai salah satu dari banyak alat untuk mencoba dan membantu mereka mencapai atau mengejar agenda perdagangan tertentu."

"Saya pikir Biden tidak akan terlalu agresif dengan taktik khusus itu."

Menteri Keuangan AS Janet Yellen sebelumnya mengatakan AS masih akan mempertahankan tarif yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump, menambahkan bahwa pemerintahan Biden akan mengevaluasi bagaimana langkah selanjutnya.

Bulan lalu, pihak Gedung Putih juga mengatakan akan meninjau semua langkah keamanan nasional yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump, termasuk kesepakatan perdagangan Fase 1 AS-China.

Trump menandatangani perjanjian perdagangan awal dengan Presiden China Xi Jinping pada Januari 2020, menghentikan perang perdagangan hampir 18 bulan di mana barang-barang AS dan China senilai ratusan miliar dolar terkena tarif pembalasan.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Trump atau Biden, AS-China Tak Mungkin Cerai, Ini Buktinya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular