
LDR Longgar, BNI Punya Modal Kuat Ekspansi Kredit di 2021

Jakarta, CNBC Indonesia- Pandemi Covid-19 dan perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global turut mempengaruhi industri perbankan sepanjang 2020. Sementara pada 2021 pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan membaik dan diharapkan membawa dampak positif bagi perbankan.
Demi menyambut pemulihan ekonomi 2021, salah satu bank BUMN besar PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) menargetkan dapat memperbaiki kinerjanya setelah diterpa badai tahun lalu. Salah satu yang bisa menjadi modal untuk "bertempur" adalah likuiditas yang cukup untuk menopang penyaluran kreditnya.
Pada 2020, BBNI mencatatkan Loan to deposit ratio (LDR) sebesar 87,3% jauh lebih longgar dibandingkan 2019 yang mencapai 91,5% dan 2018 yang mencapai 88,8%. Dengan LDR yang cukup rendah ini, maka artinya BBNI pun memiliki likuiditas yang cukup untuk gencar dalam penyaluran kredit. Hal ini juga didukung oleh kenaikan dana pihak ketiga (DPK) yang sepanjang tahun lalu menjadi Rp 679,45 triliun, naik 10,6% dari 2019 senilai Rp 614,31 triliun.
Head of Investment PT Avrist Asset Management Tb. Farash Farich dengan adanya pemulihan bisnis bertahap tahun ini, maka BNI bisa meningkatkan penyaluran kreditnya lebih tinggi meski masih 1 digit. Tahun ini seharusnya bisa lebih potensial bagi BBNI terutama dengan penambahan cadangan tahun lalu. Namun jika pada kuartal 2-3 pertumbuhan bisnis lebih lambat, maka harus tetap diwaspadai dengan menjaga likuiditas tetap tinggi.
"Tahun ini seharusnya lebih enak karena pencadangan sudah ditambah tahun lalu, jadi seharusnya cost of fund masih bisa diturunkan sedikit lagi. Dengan begitu NIM bisa lebih ekspansif tahun ini. Tetapi untuk itu bank tetap harus menjaga likuiditas tetap tinggi, waspada bila perbaikan dunia bisnis lebih lambat," kata dia.
Sementara VP Equity Research RHB Sekuritas, Christopher Andre Benas mengatakan dengan LDR rendah maka likuiditas berlimpah dengan begitu jika ada pertumbuhan kredit maka modal yang dimiliki BBNI tetap kuat. Selain itu, tahun ini pun bisa menjadi harapan baru dengan manajemen baru yang memperkuat kinerja perusahaan.
"Dengan by design likuiditas berlimpah LDR di bawah 87%, kalau misal ada pertumbuhan kredit bisa support kreditnya. Maka 2021, akan jadi turn around story untuk BBNI. Kemudian 2020 penambahan provisi dilakukan banyak, beberapa kuartal lagi bukunya akan lebih bersih," kata Christoper.
Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir mengatakan tahun ini kredit akan tumbuh pada rentang 6% sampai dengan 9%. Ekspektasi membaiknya perekonomian dan pulihnya daya beli di tahun ini menjadi katalis positif bagi pertumbuhan penyaluran kredit.
![]() |
Segmen mendorong pertumbuhan kredit BNI di tahun ini masih dari segmen korporasi seiring pulihnya perekonomian. Selain itu, segmen konsumer juga meningkat melihat potensi terutama kredit payroll. Dia berharap payroll loan di BNI bisa tumbuh double digit.
"Segmen menengah kecil, pertumbuhan kredit harus didukung pendanaan yang sehat, strategi kami menargetkan pertumbuhan DPK, terutama CASA," ungkap Silvano.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Melesat 665%, BTN Patahkan 'Kutukan' 71 Tahun