
Bursa Eropa Terjerembab di Jalur Merah pada Pembukaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa bergerak melemah pada sesi awal perdagangan Rabu (17/2/2021), di tengah kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan outlook inflasi.
Indeks Stoxx 600, yang berisi 600 saham unggulan di Eropa cenderung melemah, sebesar 0,4%, di awal perdagangan. Indeks saham sektor ritel melemah 3,2%, sedangkan sektor minyak dan gas menguat 0,8%.
Setengah jam kemudian indeks Stoxx melemah 0,95 poin (-0,23%) ke 418,25 diikuti indeks DAX Jerman yang melemah 42,8 poin (-0,3%) ke 14.021,76. Di sisi lain, indeks FTSE Inggris turun 16,1 poin (-0,24%) ke 6.732,78 dan CAC Prancis surut 3,6 poin (-0,06%) ke 5.782,95.
Investor global memantau pergerakan imbal hasil obligasi pemerintah yang naik 9 basis poin pada Selasa sehingga melewati angka 1,3% - yang merupakan level tertinggi sejak Februari 2020. Imbal hasil obligasi tenor 30 tahun juga menyentuh level tertinggi dalam setahun.
Pelaku pasar Wall Street yakin bahwa kenaikan suku bunga acuan bisa mendorong investor berpindah dari saham ke obligasi, yang bisa menekan saham teknologi sebagai saham yang selama ini diuntungkan dari rezim suku bunga rendah.
Bursa di Asia Pasifik juga melemah. Investor terus memantau mata uang kripto setelah Bitcoin melampaui level harga US$ 50.000 untuk pertama kali sejak Selasa.
Dari sisi data perekonomian, inflasi di Inggris melonjak pada Januari, naik sebesar 0,7% menyusul kian tingginya harga makanan. Jai Malhi, perencana pasar global JPMorgan Asset Management, mengatakan bahwa inflasi tahunan masih akan rendah dan baru berubah ketika ada distorsi terkait Brexit dan Covid-19.
"Inflasi cenderung mulai mengetes target Bank of England sebesar 2% akhir tahun ini ketika konsumen membelanjakan £ 125 miliar tambahan tabungan yang sudah diakumulasi selama lockdown," tuturnya sebagaimana dikutip CNBC International.
Saham British American Tobacco anjlok 6% meski raksasa rokok terbesar kedua dunia ini merilis kinerja keuangan yang mengalahkan ekspektasi pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pantau Rilis Neraca Emiten Besar, Bursa Eropa Dibuka Menguat