
Jeblok Lagi ke Atas Rp 14.000/US$, Rupiah Terburuk di Asia!

Jakarta, CNBCÂ Indonesia -Â Nilai tukar rupiah jeblok melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (17/2/2021), hingga kembali ke atas Rp 14.000/US$. Terbukti mata uang Garuda belum bisa tahan lama di bawah level psikologis tersebut.
Sebelumnya, di awal tahun ini rupiah menembus Rp 14.000/US$, bahkan mencapai Rp 13.885/US$ pada 4 Januari lalu. Tetapi 5 hari perdagangan setelahnya kembali ke atas Rp 14.000/US$.
Rupiah berhasil menembus lagi level psikologis tersebut pada 21 Januari lalu, tetapi hanya berumur sehari saja.
Mata Uang Garuda kembali ke bawah Rp 14.000/US$ pada 8 Februari lalu, lagi-lagi bertahan hanya 5 hari perdagangan.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) menjadi fokus pelaku pasar hari ini, selain itu kenaikan yield obligasi (Treasury) AS juga membuat dolar "mengamuk".
Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung melemah 0,22% ke Rp 13.950/US$. Rupiah tidak sekalipun merasakan zona hijau, malah semakin jeblok hingga 0,72% ke Rp 14.020/US$.
Di penutupan perdagangan, rupiah berada di level Rp 14.010/US$, melemah 0,65%.
Dengan pelemahan tersebut, rupiah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia hari ini. Hingga pukul 15:09 WIB, mayoritas mata uang utama Asia juga melemah, tetapi tidak ada yang sebesar rupiah.
Berikut pergerakan dolar AS melawan mata uang utama Asia.
Dalam 2 hari terakhir, indeks dolar AS menguat tipis-tipis setelah sempat tertekan di awal perdagangan. Tetapi pagi tadi, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut sudah naik 0,26%, dan sore ini tersisa 0,15% di 90,644. Kenaikan cukup tajam tersebut membuat dolar AS "mengamuk" di Asia.
Bangkitnya indeks dolar AS tersebut dipicu oleh naik yield obligasi (Treasury) AS ke level tertinggi sejak Februari 2020, atau sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> BI Diramal Pangkas Suku Bunga
