Ritel Borong Saham Bank Bumi Arta, Awas Kena Prank!

Tim Riset, CNBC Indonesia
17 February 2021 14:29
Bank Bumi Arta
Foto: Bank Bumi Arta

Jakarta, CNBC Indonesia- Saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) baru-baru ini menjadi incaran para investor ritel setelah berkembang rumor bahwa BNBA akan diakuisisi oleh SEA Group yang merupakan induk usaha Shopee.

Menanggapi rumor yang beredar, manajemen BNBA membuat rilis yang ditujukan kepada otoritas bursa.

Berdasarkan keterbukaan informasi, ada dua poin utama yang disampaikan oleh perusahaan. Pertama adalah perusahaan baru mengetahui informasi atau berita yang dimaksud dari media/surat kabar.

Kedua, BNBA mengatakan bahwa belum ada informasi/kejadian penting yang material dan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan serta dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.

Dalam perdagangan 4 hari terakhir sendiri tercatat broker yang paling getol melakukan pembelian di saham BNBA sendiri adalah PT Mandiri Sekuritas (CC) yang memborong 11,2 juta saham, PT Mirae Asset Sekuritas (YP) dengan pembelian 9,1 juta saham, dan PT Indopremier Sekuritas (PD) yang mengkoleksi 7,6 juta saham. Ketiga broker tersebut merupakan broker yang paling banyak digunakan oleh investor ritel.

Sedangkan broker penjual adalah PT Shinhan Sekuritas (AH) dengan penjualan 23,4 juta saham, PT Buana Capital Sekuritas (RF) yang melepas 12,9 juta saham, PT Ekokapital Sekuritas (ES) yang melego sebanyak 7,3 juta saham.

Bagi investor ritel yang sudah terlebih dahulu 'nyemplung' apalagi di harga yang tinggi, harap berhati-hati atas tindakan spekulatif yang dilakukan. Pastikan dulu ada informasi yang jelas dari pihak manajemen, sehingga dapat meminimalkan risiko 'nyangkut'.

Apalagi investor asing sudah membukukan net sell asing Rp 14,7 miliar dalam kurun waktu seperkan. 

Tentunya masih segar diingatan para pelaku pasar 2017 silam ketika PT Bank Ganesha Tbk (BGTG) dan PT Bank Harda Indonesia Tbk (BBHI) dirumorkan akan dicaplok oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) untuk dijadikan bank digital.

Saham BGTG dan BBHI langsung melesat kencang mirip dengan kejadian saat ini, setelah rumor tersebut dibantah dan ternyata BBCA malah tidak memilih kedua bank tersebut dan meminang Bank Royal Indonesia.

Akibatnya saham BGTG dan BBHI langsung drop parah. BBHI yang sempat terbang hingga level Rp 356/saham terpaksa anjlok parah 72% ketika ternyata rumor tersebut terbukti tidak benar.

Sedangkan BGTG yang sempat terbang hingga harga Rp 214/saham terpaksa tumbang dan menyisakan kerugian mencapai 64% bagi yang nyangkut di 'pucuk'.

Bahkan investor yang membeli BGTG di harga pucuk masih 'nyangkut' dan masih belum bisa keluar sampai saat ini karena harganya belum kembali ke level tertingginya 2017 silam selang 3 tahun.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(RCI/RCI)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular